Just A review From me: [MOVIE] The Little Mermaid (2023) Review

Thursday, May 25, 2023

[MOVIE] The Little Mermaid (2023) Review

 Before Prolog

Jadi cemas dengan adaptasi LA Hercules nih ???

 

sumber  imdb



Prolog

 

  Waktu berlalu secepat war tiket konser begitu saja dan Disney masih terobsesi dengan membuat adaptasi Live Action (LA) dari berbagai film animasi klasik mereka. Untuk tahun ini Disney membuat LA dari “The Little Mermaid” yang dirilis pada tahun 1989, sebuah film yang memperkenalkan makhluk mitologi “Putri Duyung” pada anak-anak pada masa itu (ingat pemikiran mereka masih innocent, belum siap dengan versi asli yang jelas sangat *pippp XD).



  Sedikit berbeda dengan adaptasi LA sebelumnya (tapi bukan dari segi filmnya yah XD), kali ini Disney membuat sebuah keputusan “kontroversial” dengan memakai aktor kulit hitam untuk memerankan Ariel, si Putri Duyung yang umumnya berkulit putih.

 

  Hmmmmm, jadi ini film untuk anak-anak atau film yang disusupi “agenda” nih ???

 

Why Not Both

- Disney Executive (probably XD)

 

Melihat Dari Sisi Lain

 

  Ternyata saya memiliki beberapa tulisan tentang adaptasi LA Disnet, monggo dicek jika anda punya waktu alias sedang mager XD :

 

Maleficent (2014)

Cinderella (2015)

Beauty and The Beast (2017)

Christopher Robin (2018)

Aladdin (2019)

 

  Jika mengabaikan kualitas review dari daftar di atas, saya pribadi merasa jika Disney memiliki beberapa adaptasi LA yang tergolong fresh dan keren seperti Maleficent (meski sequelnya jelek), Christopher Robin, atau Cruella (sayang tidak ada tulisannya di blog ini -_-), sisanya yah gituu deh.

 

  Untuk “The Little Mermaid” sendiri kontroversi dimulai dari dipilihnya aktris Halle Bailey untuk memerankan Ariel yang tentunya sangat berbeda (terutama dari warna kulit). Sebenarnya bisa tergolong ide yang kreatif sih, JIKA SAJA ISI FILMNYA DIUBAH AGAR SESUAI DENGAN KEPUTUSAN INI!!!.

 

  Selain mendapat “cibiran”, film ini juga dianggap mendukung “era perbudakan” saat salah satu adegan muncul di internet. Apalagi melihat ekspresi Halle Bailey yang terlihat semakin mendukung opini ini -_-. Tapi ujung-ujungnya film ini menjadi bukti jika “bad marketing is still a form of marketing ???”

sumber  twitter

(bahkan kudanya ikut “berubah”)

 

  Di satu sisi, keputusan ini bisa “menginspirasi” berbagai kalangan, tapi di sisi lainnya keputusan ini terlihat “aneh”. Tinggal penonton saja memilih pihak yang mana ???

 

  Ngomong-ngomong mengapa sih Disney masih keukeuh dalam membuat adaptasi LA mereka harus “semirip mungkin” dengan versi aslinya disaat ada beberapa adaptasi LA yang memorable karena tampil “berbeda”, seperti Maleficent dan Cruella walau harus membuat penonton bersimpati dengan tokoh antagonis.


Overview


 

  Ariel si putri duyung sekaligus anak termuda dari King Triton ternyata amat sangat terobsesi dengan kehidupan di atas laut, puncaknya adalah saat dia jatuh cinta dengan pangeran Eric dan berniat untuk menemuinya lagi walau harus “berkorban”. Dapatkah Ariel menemukan “Cinta sejati” walau harus dihadang berbagai rintangan ???

 

  Untuk segi cerita, film ini masih “terpaksa” memakai cerita versi animasi dengan sedikitttt perubahan, jadi sudah jelas sedikit sekali ruang untuk berkreasi. Visual dan sinematografi tampil mewah dan mendukung cerita (terutama ombaknya XD). Lagu-lagu yang ada juga pastinya akan tampil “tidak seperti versi asli” jadi siap-siap saja untuk kecewa/bahagia XD.

 

  Meskipun harus terlihat “rasis”, Kritik utama dari saya (setelah melihat desain karakter di film ini baik manusia atau makhluk laut) adalah “MENGAPA ARIEL SENGAJA DIBUAT BEGITU “BERBEDA” ALIAS DEKIL ??? , jadi jangan heran jika saya (terpaksa) memasang ekspresi ini nyaris di setiap adegan Ariel...


sumber : pinterest

 

  Jika anda tidak merasa seperti saya di atas maka SELAMAT anda lebih open minded daripada saya XD.

 

  Seperti biasa saya juga memiliki berbagai “kritik ngaco” yaitu :

 

- ketika dialog dalam laut seharusnya ada gelembung “blubublublub” XD

- desain saudara Ariel JAUHHH lebih menarik dan sesuai dengan konsep 7 lautan (ada yang kulit hitam juga lho)

 

- Ariel saat jadi manusia = planga-plongo simulator, padahal dia bisa saja memakai bahasa isyarat / body language -_- (Ariel mengerti bahasa manusia loh!!!)

 

- Lagu yang lebih “jelek” jika dibandingkan dengan versi asli (terutama lagu “Under The Sea”)


Characters

 

Ariel (Halle Bailey)


sumber : liputan6

 

  Putri Duyung yang terobsesi dengan dunia luar dan ingin hidup bebas dari ayahnya yang overprotektif, pertemuannya dengan Eric membuatnya ingin hidup sebagai manusia, dan untungnya Ursula mau membantu Ariel (tentu saja ada bayarannya XD).

 

  Suara Halle Bailey saat menyanyi memang bagus (meski pastinya ada bantuan dari “belakang layar”), jadi mengapa tidak memakai aktor lain dengan suara Halle Bailey ??? takut “didemo” kali yah ???

 

  Atau mengapa tidak membuat cerita baru dengan setting sama agar peran Halle Bailey bisa lebih dihargai ???

 

Eric (Jonah Heuer-King)


sumber : comingsoon

 

  Pangeran yang ingin hidup bebas dari kekangan ibunya yang overprotektif. Eric ingin berlayar berkeliling dunia agar pengetahuannya bertambah alias biar jadi lebih Open Minded gitu XD. Sayangnya kapalnya karam dihantam badai dan Eric nyaris mati tenggelam jika tidak diselamatkan Ariel.

 

  Setelah diselamatkan Ariel, Eric menjadi terobsesi dan berniat untuk melakukan berbagai cara agar bisa bertemu lagi dengan Ariel. Untungnya Ariel juga memiliki niat yang sama XD.

 

  Sedikit kejutan dari karakter ini adalah dia sebenarnya bukan anak asli dari Raja dan Ratu jadi jangan heran jika karakter Ratu juga tampil “berbeda”.

 

King Triton (Javier Bardem)


sumber : looper

 

  Ayah Ariel sekaligus penguasa 7 lautan dan memiliki senjata Trisula yang Maha sakti, fisiknya terlihat “keras” tapi ternyata sifatnya amat sangat overprotektif, terutama pada Ariel. Ternyata ini semua ada hubungannya dengan ibu Ariel yang sayangnya tidak akan diceritakan pada film ini -_-.

 

  Sayang sekali akting karakter ini begitu datar, padahal ada BANYAK SEKALI kesempatan aktor ini untuk tampil emosional. Benar-benar wasted actor.

 

  Dan (lagi-lagi) saya semakin cemas dengan adaptasi LA “Hercules”, kalau Triton saja seperti ini bagaimana dengan Zeus ???

sumber : IGN

(minimal sifatnya seperti ini tapi fisiknya dibuat “Wah”)

 

Ursula (Melissa McCarthy)

sumber : comicbooks

  Saudara King Triton yang tinggal menyendiri, dia sendiri dikenal sebagai “Sea Witch” dan memiliki kemampuan untuk mengabulkan keinginan orang lain (tentu saja ada bayarannya). Ursula “membantu” Ariel dengan cara membuat sebuah ramuan yang memberi Ariel kaki manusia, tapi bayarannya adalah suara Ariel dan Jiwa Ariel jika dalam 3 hari dia tidak mendapat “Ciuman Sejati”.

 

  Ursula dan aktrisnya adalah karakter terbaik di film ini versi saya, akting begitu pas sampai membuat saya berpikir “kenapa tidak membuat film tentang Ursula saja ??? pasti lebih menarik”. Bagi saya, Ursula adalah karakter yang meng-carry film ini dari pertengahan sampai akhir.

 

  Mau tahu apa yang lebih kuat dari Ursula ??? jawabannya adalah make-up miliknya XD, benar-benar memberi arti lain dari “waterproof  XD”.


Sebastian, Flounder, dan Scuttle

sumber : creative blog

 

  Para binatang laut yang menjadi sahabat Ariel dan siap membantu (jika dibutuhkan). Sebastian (Daveed Diggs) yang tampilannya cukup creepy dan mulutnya sangat cepu, Flounder (Jacob Tremblay) yang sering memberi bantuan mental, dan ada Scuttle (Awkwafina) yang menghibur penonton dengan mulutnya yang cerewet (sesuai dengan aktrisnya XD).

 

Conclusion

 

LA yang biasa-biasa saja meski tertolong kontroversi “rasis”. Film ini kembali menjadi bukti jika Disney masih belum bisa “move on” dari film-film animasi mereka 2-3 dekade silam -_-

 

My Score

 

65, at least the Water is Wet Good


===============================

===============================

===============================

===============================

 

Bonus 1


sumber : pinterest

 

Saya memiliki berbagai ide untuk spin-off Ursula :

 

- bersetting di masa lalu, pacing-nya maju mundur dengan monolog dari 2 aktris Ursula (versi muda dan tua)

 

- mengambil berbagai elemen dari versi H.C Andersen agar menjadi lebih kelam dan tragis

 

- fokus ke hubungan Ursula, Triton, dan (calon) istri Triton (mungkin bisa diberi unsur cinta segitiga dengan tambahan karakter manusia)

 

- untuk menghindari kelemahan Maleficent dan Cruella, Ursula tetap dibuat jahat tapi alasannya mampu dimengerti penonton (tidak harus sampai bersimpati)

 

 

Bonus 2

 

(lagi-lagi) saya harus cemas dengan adaptasi LA “Hercules” meskipun memiliki sutradara Russo Brothers (Yup, Russo yang itu tuh XD) dan akan mengalami banyak modernisasi agar bisa diterima penonton jaman now.

 

Yah asalkan tidak “merusak” lagu ini sih.….

 

 

(pasti sulit dibuat versi modern-nya XD)

No comments:

Post a Comment