Just A review From me: [MOVIE] Virgo and the Sparklings Review

Monday, March 13, 2023

[MOVIE] Virgo and the Sparklings Review

 Before Prolog

  Marketing bagus, target penonton remaja, momentum tepat, tapi kok bisa flop yah ???


sumber : twitter

Prolog


  Ketika Marvel Cinematic Universe (MCU) mulai kehilangan dominasinya, sudah saatnya Cinematic Universe lainnya mengambil alih kekuasaan MCU, kira-kira siapa yang bisa ya….



By the way, ini konteksnya untuk Superhero jalur layar lebar ya, karena di jalur streaming saingannya banyak dan bisa bikin  MCU babak-belur XD. 

 

  DC ??? bisa dibilang sudah berada di “jalan” yang tepat walau masih butuh waktu yang lama

 

  Lalu bagaimana dengan Cinematic Universe Lokal Bumilangit ??? setelah “Gundala” (2019) yang sukses memperkenalkan Superhero Lokal dan Sri Asih (2022) yang memiliki berbagai “masalah” tapi masih bisa diterima (tapi tidak dari segi box office -_- ), tahun ini muncul “Virgo and the Sparklings” (selanjutnya saya sebut “Virgo” saja) yang siap memberikan sesuatu yang berbeda untuk para penonton.

 

  Film Virgo terlihat “spesial” karena atmosfirnya berbeda dengan 2 film sebelumnya, sayangnya hal spesial tadi tidak didukung dengan berbagai hal dasar dalam film Superhero sehingga membuat Virgo terlihat biasa-biasa saja bagi saya -_-.

 

  oh ya, setelah “Sri Asih” tersedia di Disney+ pada akhir bulan ini mungkin saya akan mereview 2 film Bumilangit lainnya, sambil menunggu coba saja baca tulisan lama saya tentang Gundala jadoel di sini XD.

 

Jika dibandingkan


sumber : pinterest

Karena sama-sama masuk golongan “Superhero yang tidak diharapkan debutnya di layar lebar”, Virgo layak dibandingkan dengan Shazam (yang sequelnya akan muncul minggu depan).

 

 

Melihat dari sisi lain

 

  Dari segi marketing seharusnya Virgo unggul karena selain sudah muncul dalam beberapa media (web comic , game di ponsel) dan promo yang cukup ‘agresif”, Virgo juga memiliki special screening untuk publik (dengan harga tiket yang lebih mahal tentunya) di beberapa kota (Bandung malah dapat JAUHH lebih awal) yang semakin menunjukkan betapa PeDe-nya pihak Bumilangit dalam memperkenalkan sosok Virgo.

 

  Untuk kota Bandung sendiri hanya disediakan 1 studio di mall BIP dan (pastinya) tiketnya langsung ludes dalam hitungan menit jam (saya cek via aplikasi m-tix). Untuk mereka yang “beruntung” akan mendapat kejutan lain dengan munculnya beberapa pemeran film ini yang siap melakukan teknik marketing “nonton bareng XD”.

 

  Karena kita hidup di masyarakat jaman “Internet” maka sudah dipastikan akan muncul beberapa “kritikus dadakan” yang siap membela film ini sampai titik darah penghabisan (true story di beberapa grup film), mayoritas dari mereka memuji habis-habisan film Virgo dan memiliki berbagai opini yang sulit untuk dibantah (karena rakyat biasa belom bisa nonton XD). Tapi benarkah demikian ???

 

  Plot Twist, film Virgo tergolong flop, peredarannya mulai dibatasi dalam berbagai bioskop dan konon membuat Joko Anwar selaku Bigboss dari Jagat Sinema Bumilangit / BCU (Bumilangit Cinematic Universe) mengeluarkan beberapa “keluh kesah” di media sosialnya (silahkan cari sendiri,.soalnya saya bukan stalker XD).

 

  Jadi kira-kira siapa yang “pantas” untuk disalahkan yah ??? 

 

Mungkinkah ini semua salah…

 

sumber  twitter


Overview


 

  Riani yang memiliki kemampuan super sejak kecil (mengeluarkan api dari tangannya) terpaksa harus sering berpindah sekolah karena sering membuat “kecelakaan”, untungnya di Kota Bandung ini Riani akan menemukan sahabat, musuh, potensi karir, dan (ehem2) C I N T A.

 

  Tapi di lain pihak, Kota Bandung dihantui fenomena “kesurupan masal” dimana mereka yang menjadi korban menjadi buas dan siap menyerang siapa saja (di pertengahan film akan dipersempit menjadi hanya orangtua korban). Bisakah Riani dkk membongkar siapa yang berada di balik fenomena ini ??? dan apakah Riani dapat mengendalikan kekuatannya dan menjadi sosok Superhero ??? lalu apakah band “The Virgos” dapat meraih kesuksesan ???

 

  Berbeda dengan 2 film pendahulunya yang memiliki atmosfir kelam, Kota Bandung di film Virgo terlihat begitu cerah dan memancarkan berbagai aura “positif”, saking positifnya sehingga membuat saya hanya bisa berkata…

sumber : google

 

  Tema yang diangkat film ini (hubungan orangtua dengan anak) tampil simple, realistis, dan relatable (salah satu ciri khas BCU), unsur musik muncul sebagai media Riani dkk mengekspresikan diri mereka. Salah satu lagu mereka “Sahabat Angin” dapat anda dengarkan melalui media youtube.

 

  Sayangnya, pada akhirnya semua hal positif yang saya sebut di atas kurang bisa dikembangkan sehingga membuat film ini menjadi yang terlemah jika dibandingkan dengan 2 film lainnya. Saya juga memiliki berbagai “kritik ngaco” yaitu

 

- tidak ada subtitle untuk dialog (ayolah katanya mau go international ???)

 

- subtitle lagu hanya muncul untuk lagu “Sahabat Angin”  

 

- kekuatan Riani tidak diceritakan dengan jelas

 

- Kemampuan Sinestesia (melihat suara dan mendengar warna) Riani hanya disebut dalam 1 scene saja tanpa dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk visual

 

- Sinestesia seharusnya dapat membuat film ini memiliki unsur detektif (karena media yang digunakan villain adalah suara)

 

- Jika saja keluarga Riani tidak berprivilege (baca : kaya), bisa saja film ini menjadi dark dengan munculnya unsur bullying

 

- sisi romance (hanya 1 cowok), kehidupan sekolah (guru hanya ada 1 atau 2), band (karirnya begitu muluss), keluarga (dengan berbagai stereotype) tampil begitu lurus alias Sat Set Beres -_-

 

- dialog terasa cukup cringe (baca : norak) bagi saya, tapi harap maklum karena namanya juga anak SMA XD

 

- villain tergolong ampas karena kurang dikembangkan, padahal aktrisnya mendukung

 

-  Action dan VFX tergolong di bawah rata-rata

 

- branding band “The Virgos” tergolong begitu instant (RATUSAN juta views dalam waktu singkat)

 

- cameo Sancaka, si anggota DPR (lupa namanya XD), dan gadis misterius ternyata tidak bisa menghentikan mulut anggota The Virgos yang begitu *PIPPP XD

 

Characters


Riani (Adhisty Zahra)


sumber  cnn

 

  Remaja yang memiliki kemampuan super mengeluarkan api (pyrokinesis) dan sinestesia (melihat suara dan mendengar warna) yang harus berpindah-pindah sekolah karena kemampuannya. Di kota Bandung dia menemukan teman-teman yang menerima dirinya “apa adanya”, ekspresi hobi dalam bentuk band “The Virgos”, dan musuh dalam bentuk fenomena “kesurupan masal”.

 

  Kemampuan api Riani ternyata mampu “menyembuhkan” mereka yang kesurupan (sayangnya tidak ada bekas luka bakar -_- ), nantinya dia akan belajar untuk mengendalikan kekuatannya.

 

  Menurut Riani, kekuatan api miliknya bisa muncul karena adanya faktor emosi dalam dirinya (baca : dia sensitif XD), sayangnya untungnya faktor ini kurang begitu digali karena jika dilanjutkan takutnya Riani akan berakhir seperti si “pengendali api” baperan yang satu ini XD.


sumber : facebook
(loh kok ada Ace(ng) XD ???) 

 

Monica (Ashira Zamita)


sumber : jatim network

 

  Teman Riani yang menjadi drummer di band The Virgos, memiliki ketakutan jika dirinya akan dipulangkan “paksa” ke kampung halamannya yang berada di pulau lain (saya lupa pulaunya di mana -_- ) jika dia menjadi anak “bandel”, Monica membantu Riani dalam mengendalikan kekuatannya dan siap membantu jika dibutuhkan.

 

  Sebagai orang yang sangat awam di bidang musik, mendengar musik The Virgos yang didominasi oleh suara drum membuat saya berpikir jika Monica jago bermain drum karena dilatih oleh orang ini XD.

sumber : joblo
                                                    (guru terbaik bagi para boomer XD)

 

Ussy (Satine Zeneta)


sumber : parapuan

 

  Teman Riani yang awalnya jutek tapi ternyata tergolong tajir mampus, memiliki mimpi untuk menjadi pemain piano handal bergenre rock. Sayangnya mimpinya harus dikubur karena Ussy memiliki sosok ayah yang ketat dan hanya ingin Ussy bermain piano klasik.

 

  Dan itulah alasan mengapa personil band ‘The Virgos” memakai topeng XD

 

Sasmi (Rebecca Kloper)

sumber : parapuan

 

  Bayangkan sosok “Ismail bin mail” dari serial “Upin Ipin” dan ubah gendernya menjadi perempuan. Itulah Sasmi. Terobsesi berjualan (walau tidak diperlihatkan barangnya apa XD) walau ditentang sang Ibu yang merupakan Guru di sekolahnya.

 

 Sebagai Manajer The Virgos, Sasmi  ternyata memiliki bakat branding yang tinggi karena mampu membuat band The Virgos terkenal hanya dengan modal Youtube dan media sosial.

 

Leo (Bryan Domani)


sumber : kincir

 

  Fotografer yang sukses merebut hati hampir semua karakter perempuan dalam film ini dan karena dia karakter utama pria satu-satunya di film ini jadi… (silahkan isi sendiri), dia memiliki satu adegan “adult jokes” bersama Riani yang sukses membuat salah satu karakter menjadi “dendam kesumat” kepada Riani -_-

 

Carmine (Mawar Eva de Jongh)


sumber : The Jakarta post

 

  Vokalis band terkenal “The Scorpions Sisters” yang menjadi rival utama di flm ini (karena memang tidak ada band lain XD). Carmine memiliki kekuatan untuk mengendalikan orang melalui media suara, dan karena “trauma” di masa kecilnya (hanya 1 scene) maka dia membuat korbannya untuk menyerang orangtuanya sendiri!!! (atau target yang dia inginkan). Aktingnya keren namun sayangnya karakternya sendiri kurang dikembangkan dalam film ini -_-

 

  Jika saja dia bertemu sosok yang muncul di film Gundala, mungkin nasibnya akan berakhir lain…

 

  By the way, jika saja Riani tahu masa lalu Carmine mungkin dia akan memilih untuk menjadi vegetarian XD.

 

Post-credits Scene Explanation

 

  Hanya memperlihatkan sosok Villain film ini yang mendadak bisa bebas begitu saja tanpa ada penjelasan -_-.

 

  Jika saja dia bertemu sosok bapak di film Gundala ketika dia masih kecil, saya yakin dia mampu membuat Gundala ketar-ketir XD.


sumber : solider

 

Menatap Masa Depan

 

sumber : bumilangit

  Dengan Virgo yang tergolong flop , dapatkah pihak Bumilangit mewujudkan rencana film-film mereka di masa depan ??? hanya waktu dan dompet penonton yang bisa menentukan.

 

Conclusion

 

  Virgo tampil begitu berbeda dengan 2 film sebelumnya tapi pada akhirnya malah terjebak dengan atmosfir “remaja” yang diberikan dan tidak mampu mengembangkan hal-hal lain yang seharusnya dibutuhkan dalam genre Superhero (apalagi ini konsepnya Shared Universe).

 

  Tapi sisi baiknya, film ini dapat diterima oleh penonton casual, tapi kok malah menjadi flop yah ??? apakah efek superhero fatigue mulai terasa di Indoensia ??? 

 

My score

50, zodiak kalian apa nih ???

 

 

=========================================================

=========================================================

=========================================================

=========================================================

=========================================================



Bonus

 

Iseng-iseng mencari info lain tentang Virgo dan saya menemukan hal yang cukup “menarik” di situs dan akun instagram official Virgo XD.


sumber : bumilangit

 

sumber : instagram

 

 

No comments:

Post a Comment