Just A review From me: [GAME] Sakura Wars (PS4) Review

Wednesday, May 27, 2020

[GAME] Sakura Wars (PS4) Review


Prolog


Setelah menunggu lebih dari 1 dekade + desakan para fans akhirnya SEGA memtuskan untuk “menghidupkan” salah satu franchise Video Game mereka yaitu “Sakura Wars / Taisen” dengan judul Shin Sakura Taisen atau “Sakura Wars” (SW) saja untuk pasar barat dan (untuk saat ini) hanya tersedia di konsol PS4. SW secara langsung menjadi bukti jika franchise ini mengalami reboot (tepatnya soft-reboot) demi menarik perhatian fans baru.

Ingin mengenal lebih jauh tentang “Sakura Wars” ??? silahkan cek postingan saya sebelumnya XD.




Untuk memperkenalkan SW untuk pasar modern, SEGA memilih untuk memakai jasa beberapa orang manga artist yang karyanya sudah dikenal publik seperti Tite Kubo (Bleach), Yukiko Hiroguchi (K-On!), BUNBUN (Sword Art Online), Ken Sugimori (Pokemon), hal ini membuat game ini menjadi sangat menjanjikan untuk para pecinta anime, setidaknya dari segi desain XD.

Untuk review kali ini mau tidak mau game ini akan saya bandingkan dengan “Sakura Wars : So Long My Love” (SWSLML) (karena ini game SW pertama saya ^_^) yang rilis pada tahun 2010, dan sialnya ternyata game yang berusia 10 tahun ini masih menang jauh jika dibandingkan dengan SW versi 2020 -_-.

Percaya tidak percaya, SW 2020 mendapat sambutan yang kurang baik di negara asalnya jika dilihat dari segi penjualan. Hal ini terjadi karena game ini mengambil sebuah keputusan yang “dibenci” oleh OG (Original / Old Generation) fans (hal yang sama juga pernah terjadi pada SWSLML). Hal ini wajar karena di negara Jepang SW sudah menjadi budaya tersendiri di mata para fansnya. Untungnya SW 2020 mendapat sambutan yang lebih baik di barat yang kelak akan menjamin masa depan dari franchise ini.

Tapi bagi saya pribadi yang pernah memainkan SWSLML, SW 2020 memiliki banyak hal yang membuat saya kecewa meskipun pada akhirnya game ini tetap saya rekomendasikan untuk anda yang suka / tertarik dengan anime. Overall SW 2020 hanya menang dari segi desain aja, sisanya jelas tidak sebaik seri pendahulunya.

Kekecewaan saya bermula dengan lagu “geki! Teikoku Kagekidan (Shinshou)” yang tampil sangat casual jika dibandingkan dengan versi originalnya. Tapi sialnya untungnya lagu ini memiliki beberapa earworm yang membuatnya mampu menempel di kepala saya -_-.


(yuk nyanyi dulu)

Jika malas membaca review ini (yang sepertinya akan memiliki > 1000 kata), saya “mencocoklogikan” keseluruhan game ini dengan lagu ini (hint : pahami liriknya).


   

Gameplay Overview



Perubahan pertama dan TERBESAR dari SW 2020 adalah tampilan visual yang FULL 3D dan tampil sangat anime, hal ini jelas akan menjadi nilai jual dari game ini (selain lagu).

Seperti pendahulunya, gameplay SW 2020 dibagi menjadi 2 bagian (Adventure dan battle). Battle di game ini berubah drastis karena menjadi Full action meskipun terlihat begitu sederhana karena menjadi genre “musou” (baca : maju -> serang -> maju -> serang) yang tampil begitu generik. Di sini pemain dapat mengendalikan 2 - 3 koubu yang gerakannya cukup terbatas dan dapat mengeluarkan gerakan spesial setelah MP terisi penuh. Overall battle system dari game ini tampak begitu casual -_- namun memiliki replay value dalam bentuk simulator dimana pemain dapat mengulangi stage yang sama dengan karakter yang berbeda.

Adventure yang sejatinya adalah bagian terpenting dari SW (karena di mode ini pemain dapat menjalin hubungan dengan para gadis di game ini XD) mengalami perubahan terbesar yaitu TIDAK ADA TIME LIMIT yang membuat pemain bebas mau melakukan aktifitas apapun sebelum melanjutkan cerita utama. Hal ini otomatis membuat pemain dapat menjalin hubungan “khusus” dengan 5 heroines di game ini secara “adil”. Hasil akhir dari hubungan ini adalah kelak pemain akan berkesempatan melakukan kencan sekaligus dengan 5 karakter ini !!!.


(idih fakboi -_-)

Hal ini jelas-jelas akan membuat OG fans bereaksi negatif untuk hal ini, mengingat di seri sebelumnya pemain “dipaksa” untuk fokus pada 1 gadis saja. Hal ini membuat relationship di SW 2020 terlihat sangat….


(sumber : meming world)

Game ini tetap menggunakan sistem LIPS (Live and Interactive Picture System) saat berinteraksi dengan karakter lain, sayangnya tampilan LIPS di SW 2020 terlihat lebih sederhana jika dibandingkan dengan SWSLML tapi tetap tidak merubah tujuan dari LIPS yaitu “pilihlah pilihan yang tepat agar heroine menjadi lebih kuat dan percaya pada pemain, jika salah maka bersiaplah untuk merasakan murka mereka XD”.


Kekecewaan lain dari game ini adalah tidak semua event memiliki suara (padahal visual game ini sangat mendukung) dan beberapa bagi saya pribadi adalah event yang lucu sekaligus menarik. Melihat karakter saling berinteraksi dengan kamera yang cinematic, mulut bergerak tetapi tidak ada suara tentunya terlihat sangat aneh -_- (awalnya saya kira speaker saya rusak -_-).

Ngomong-ngomong tetnang relationship, pada poin tertentu pemain akan mendapati situasi “tete-a-tete” dimana pemain akan “berduaan” dengan gadis pilihan di sebuah tempat untuk melakukan….

C-U-R-H-A-T, tetapi dengan sudut pandang kamera yang cukup “menantang” XD


.(bayangkan melihat adegan ini di layar yang besar XD ???)

Mengikuti standar klise anime, akan ada sebuah tempat yang akan menarik perhatian pemain karena memiliki “aura” khusus, tempat itu adalah “bath house” alias kamar mandi ala Jepang, berani memasuki tempat ini 100% akan membuat pemain dibenci oleh para heroine yang ada XD.


(klise anime no ke-xx : masuk ke tempat ini WAJIB hukumnya XD)

Seperti pendahulunya, SW 2020 memiliki collectibles dalam bentuk Bromides a.k.a photopack XD yang tersembunyi di berbagai tempat pada waktu yang spesifik. OG fans akan dimanja karena beberapa bromides dari game terdahulunya ikut tampil di game ini. Saya menggunakan guide INI untuk menemukan semua bromides.   

Terakhir, status relationship dapat pemain lihat saat bagian intermission dan dipresentasikan dengan sangat baik imut ^_^.


(This Picture always put smiles on my face)

Music Overview


Musik (terutama untuk para heroines) di game ini selain enak didengar juga terkesan memberikan energi positif untuk para pendengarnya (saya mungkin berlebihan untuk hal ini XD). Sayang sekali untuk dapat menikmati lagu-lagu versi full pemain “dipaksa” untuk bermain sebuah mini-game yaitu “Koi Koi”.


(terinspirasi dari hanafuda)

Koi Koi terlihat seperti gabungan poker (dimana pemain harus membuat sebuah set kartu tertentu untuk mendapatkan poin) dan Yugioh (tujuan utama game ini adalah membuat poin lawan menjadi nol), sayangnya desain kartu Koi Koi sendiri terlihat begitu asing untuk pemain yang tidak tahu apapun tentang hanafuda (seperti saya contohnya -_-) sehingga hal ini membuat mini game ini menjadi sebuah siksaan untuk beberapa pemain.

Melalui Koi Koi pemain mengumpulkan koin yang bisa digunakan untuk membeli lagu-lagu yang sayangnya hanya bisa digunakan saat bermain Koi Koi -_-.

Jika tidak ingin bersusah payah, pemain bisa mendengarkan lagu di game ini melalui aplikasi SPOTIFY, saya sendiri lebih memilih untuk men-download melalui Youtube yang tentunya ilegal (jika diperjualbelikan XD).



Karena saya melakukan sedikit research tentang para Seiyuu di game ini, saya berpikir akan dapat menantang “Ratu Judi” dalam permainan Koi Koi ini namun sayangnya sosok “Ratu Judi” ini dapat saya kalahkan dengan mudah tanpa perlu usaha ekstra -_-.



Story


2 tahun setelah SWSLML, muncul sebuah perang besar yang membuat 3 kagekidan (Teikoku, Paris, dan New York) “menghilang begitu saja”. hal ini yang menjadi penyebab mengapa game ini begitu dibenci oleh OG fans -_-.

10 tahun setelah kejadian di atas, Sumire Kanzaki (Michie Tomizawa) merekrut “mantan” angkatan laut Kamiyama Seijurou (Yohei Azakami) untuk menjadi pemimpin “Teikoku Kagekidan” yang baru saja dibuat untuk menjadi pelindung kota Tokyo yang saat ini diambil alih oleh Shanghai Kagekidan. Selain memiliki anggota yang tergolong pemula, Teikoku Kagekidan juga terancam bangkrut (wacana “dananya tidak ada” akan sangat mewarnai chapter awal game ini -_-) dan akan dibubarkan jika tidak memenangkan kontes “Combat Revue Games World Games Tournament”. Sungguh ini semua adalah tugas yang berat bagi Kamiyama, untung saja dia dibekali 2 senjata andalan yaitu “para pemain” dan “klise anime” XD. Unsur teater yang menjadi ciri khas SW juga tampil di game ini meskipun tidak sebanyak pendahulunya -_-.

 
(karakter utama pria di game ini)

Fun fact tentang Sumire Kanzaki, dia anggota original Teikoku Kagekidan yang harus “pensiun dini” (bahkan sampai dibuatkan episode spesial) karena sebuah alasan “khusus” yaitu seiyuu (pengisi suara) karakter ini akan menikah (tapi nantinya dia akan kembali lagi sih -_-), dari segi cerita alasan Sumire pensiun adalah dirinya sudah tidak memiliki “spiritual energy” untuk mengendalikan koubu. Konon banyak OG fans yang menangis saat mendengar berita ini.


(10 tahun berlalu, kira-kira Skin care apa yang dipakai Sumire XD ???)

Selain “membuang” karakter di game terdahulu, cerita di game ini kelak akan terlalu berfokus kepada salah satu karakter (uhuk uhuk sakura) yang membuat karakter lain menjadi kurang mendapat sorotan -_-, jadi RIP saja untuk pemain yang “kurang” menyukai Sakura.

Turnamen yang ada juga terkesan konyol karena formatnya yang 3 VS 3, akan ada 3 negara yang menjadi lawan Teikoku Kagekidan yaitu Shanghai, London, dan Berlin.



Karena formatnya 3 VS 3 tetapi hanya diperlihatkan 2 anggota saja, siapakah anggota ketiga dari 3 negara ini ??? jawabannya adalah…. Spoiler Alert


(juga dikenal sebagai “beban” XD)

Teikoku Kagekidan “Hanagumi” memiliki 6 anggota (1 Kamiyama + 5 heroines), 5 heroines ini dibuat oleh Tite Kubo yang tentunya sudah tidak perlu diragukan dalam mendesain karakter wanita XD (pada jamannya beliau dikenal sebagai TIT-e Kubo XD), cuma sayangnya jika anda pernah menonton / membaca “Bleach” maka akan terlihat sekali beberapa kemiripan (baik gabungan atau nerf) yang “cukup” mengganggu, contohnya adalah Azami Mochizuki yang terlihat seperti gabungan Rukia Kuchiki dan Soifon XD.


Hanagumi (The Girls) Overview



 Sakura Amamiya (Ayane Sakura)



Karakter utama wanita di game ini yang waktu kecil pernah diselamatkan oleh Sakura Shinguji (karakter utama di SW Original), hal ini membuat Sakura menjadi amat sangat mengidolakan Shinguji dan membuatnya memiliki impian untuk bergabung dengan Teikoku Kagekidan. Sakura juga ternyata adalah teman masa kecil dari Kamiyama, hal ini membuat posisi karakter ini menjadi sangat kuat dari segi cerita -_-.

Sebagai klise “teman masa kecil”, Sakura seringkali menagih janji yang pernah Kamiyama janjikan saat mereka kecil. Janji itu sendiri saya yakin  dapat ditebak oleh para pemain dengan mudah XD.


Saya pribadi suka dengan lagu dari karakter ini, sayangnya tidak untuk sifat karakter ini secara keseluruhan -_-.

Hatsuho Shinonome (Maaya Uchida)



Karakter yang memiliki fisik dan sifat yang berlawanan dengan klise “Gadis Kuil” yang biasanya tampil santuy dan kalem. Tapi hal ini yang membuat Hatsuho menjadi sangat menarik di mata saya ^_^. Tapi sayang sekali development karakter ini harus “ditikung” oleh sahabat karibnya sendiri -_-.

Hatsuho juga memiliki sebuah konflik yang sayangnya tidak dikembangkan dengan baik yaitu dia diminta pulang oleh orang tuanya untuk mengurus kuil keluarganya. Sebuah konflik yang saya anggap konyol karena alasan lain Hatsuho bergabung dengan Teikoku Kagekidan adalah untuk merawat kristal yang menjadi sumber energi PIPPP dan percaya tidak percaya clan / keluarga memiliki peran besar di game ini jadi saya rasa orang tua Hatsuho bercanda saat mereka meminta Hatsuho untuk pulang (anime juga tidak membahas hal ini jadi ya gitu deh -_- ).

Theme Song Hatsuho sukses membuat saya ingin menghajar memukul sesuatu seseorang XD.

Anastasia Palma (Ayaka Fukuhara)



Aktris terkenal yang diminta untuk melatih hanagumi untuk meningkatkan kemampuan teater mereka, tapi ujungnya kok malah Anastasia dapat peran jadi pria sih -_- , otomatis hal ini mengingatkan saya pada karakter Subaru di SWSLML (tapi setidaknya Anastasia terlihat seperti wanita tulen bukan XD).

Terlihat sekali dari fisiknya, karakter ini sangat “misterius” sekaligus “dewasa”, lagunya juga sangat mendukung hal ini.

Azami Mochizuki (Hibiku Yamamura)


Berasal dari desa Ninja Mochizuki, Azami AMAT SANGAT bercita-cita ingin menjadi hokage shinobi yang kuat meski memiliki tubuh anak kecil (maklum usianya juga baru 13 tahun). Hal ini selalu dia buktikan dengan tingkah lakunya yang sangat “ninja” alias bisa muncul kapan dan dimana saja. Tapi jangan remehkan doi karena selain Azami saya hanya ada satu Shinobi yang bisa melakukan jurus ini dengan kuantitas yang fantastis!!!

 
(kuat sekali)

Developtment Azami juga terasa begitu campursari (senang sedih bercampur jadi satu) tetapi harus dirusak oleh sebuah misteri yang tidak akan terjawab meski cerita sudah berakhir -_-.

Theme Song Azami layak mendapat julukan sebagai yang terbaik terlucu.

Sedikit OOT (Out Of Topic) sih, tapi sudah lama sekali saya tidak mendengar nama “MOCHIZUKI”. Sungguh nama ini membuat saya merasa kagum sekaligus merinding di waktu yang bersamaan.

Clarissa “Claris” Snowflake (Saori Hayami)



- Iya saya juga kaget, Seiyuu karakter ini pernah menjadi Yumeko di Kakegurui
- Terlihat seperti versi nerf dari Inou Orihime (karena asetnya tidak “besar” XD)

Karakter “tuan putri” (lihat saja kamarnya) yang hobi menghabiskan waktu di ruang arsip untuk berkhayal membaca, Claris memiliki fisik yang sayangnya harus dirusak oleh visual dan animasi dari game ini (baca : rambut panjangnya membuat dirinya terlihat seperti memiliki “ekor”). Meski terlihat pendiam, ramah, dan baik hati. Ada kalanya Claris dapat mengeluarkan sisi tsundere karena dirinya tidak memiliki pengalaman romansa, padahal dia bercita-cita ingin menjadi seorang penulis cerita yang handal. Claris memiliki sebuah kekuatan Libranomancy (menggunakan buku untuk mengeluarkan sihir) warisan keluarganya yang dia anggap sebagai sebuah “kutukan”  

Melalui novel Hizakura No Koro yang menjadi prequel game ini (yang sepertinya tidak akan diterjemahkan ke bahasa inggris -_-), terkuak jika Claris sebenarnya sudah diusir oleh keluarganya karena terlibat dalam sebuah insiden yang menyebabkan kakaknya (Edouard Snowflake) mengalami cedera. Sayangnya hal ini tidak pernah disinggung dalam game ini -_-. Claris juga cenderung menghindari menggunakan nama keluarganya saat memperkenalkan diri, sebuah hal yang awalnya saya kira adalah kesalahan saat proses dubbing, padahal sih memang ada alasannya.

Claris memiliki kebiasaan buruk yaitu sering menaruh script buatannya dimana saja, script--nya memiliki banyak genre seperti horor, drama, dan tentu saja romance  (imaginasinya cukup liar untuk genre ini XD). Jika pemain menemukan script ini dan mengembalikannya kepada dia maka sudah jelas “salah satu” reaksinya adalah sebagai berikut.


(idih copyright)

Theme Song Claris (Rondo) adalah lagu terbaik di game ini versi saya karena mampu membuat saya merasakan perasaan yang tidak bisa saya temukan pada lagu lain yaitu “Adem”. ^_^


Masa Depan



Selain versi anime 12 episode (saat ini sudah mencapai episode 8) yang mengambil setting SETELAH game ini berakhir yang sayangnya sampai tulisan ini dibuat kualitas ceritanya tergolong biasa-biasa aja (mungkin suatu hari akan saya tulis di blog ini), SEGA sudah mendaftarkan 3 judul SW yaitu B.L.A.C.K, ishin (Restoration), dan Kakumei (Revolution). Mungkin saja kelak kita akan mengetahui bagaimana nasib karakter-karakter di game terdahulunya yang saat ini “tersegel” di dimensi lain. Saya sendiri berharap jika nanti SW kembali memakai genre strategi (mungkin bisa mengadposi sistem dari game Valkryia Chronicles” misalnya) karena jujur saja battle di SW 2020 terlihat begitu mengecewakan.


DLC, Untuk yang Ingin “lebih”



SW 2020 memiliki beberapa DLC kosmetik yang akan mengganti tampilan para karakter yang ada meskipun sudah jelas beberapa item ini menarget mereka yang memiliki fetish tertentu. Awalnya saya hampir tertarik dengan “Legacy Of Love” karena ingin melihat heroines tertentu memakai kostum dari game terdahulu, tapi sayangnya harus saya urungkan karena 2 hal :

- keuangan yang tidak mendukung (thx wabah Corona -_- )
- tidak ingin hati saya semakin terluka setelah melihat apa yang SEGA lakukan para karakter di game terdahulu



Conclusion


SW sukses memperkenalkan franchise ini untuk generasi saat ini, sayangnya untuk fans lama akan ada “pil pahit” yang harus ditelan saat bermain game ini. Untungnya game ini memiliki visual dan lagu yang tergolong memuaskan.

Tapi ibarat kata orang jaman old “Bibit, bebet, dan bobot”, SW 2020 hanya bisa memberi Bibit dan bobot saja -_- .


My Score 70 , Teikoku Kagekidan Hanagumi, SANJOU!!!

=============================================
Pojok Iklan

Jual Beli APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Bandung


=============================================
  

Bonus

Menjalin hubungan dengan 5 lawan jenis memanglah epic

 Tapi pernah gak sih loe

 Janji nge-date tapi tidak ditepati 5x berturut-turut ???

 (yes, saya tidak berbakat mengarang kalimat “indah” ini -_-)


(best girls memiliki reaksi yang logis sekaligus menyeramkan)
   






No comments:

Post a Comment