Prolog
23 tahun yang lalu, Squaresoft (sekarang Square Enix) membuat sejarah dengan merilis game “Final Fantasy 7” (FF7) untuk konsol Playstation. FF7 berhasil memikat para gamer dengan grafik indah (pada masanya XD), cerita menarik, dan karakter yang sulit untuk dilupakan. FF7 sendiri menjadi salah satu Video Game terbaik sepanjang masa.
Merilis ulang (remake) FF7 di konsol modern tentunya sudah menjadi impian gamer selama bertahun-tahun, sayangnya hal ini hanya berhasil diwujudkan dalam bentuk Tech Demo untuk PS3 di tahun 2005 dan merilis FF7 di PC dan konsol modern tanpa adanya perubahan yang berarti.
Tapi tidak untuk tahun ini…
Di tahun 2020, Square akhirnya mewujudkan “mimpi” para gamer dengan merilis Final Fantasy 7 remake (FF7R) di konsol PS4. FF7R hadir dengan begitu banyak perubahan yang pastinya mampu membuat gamer (baik generasi lama maupun baru) pemilik PS4 berbahagia. FF7R adalah sebuah game “sempurna” dan sangat layak untuk dimainkan meskipun tetap memiliki beberapa kekurangan “kecil namun fatal”, salah satunya adalah “memangkas” jalan cerita sehingga gamer hanya akan memainkan 10-15% cerita dari versi original (hanya gamer generasi lama yang sadar akan hal ini sih XD).
Game Overview
FF7R sejatinya adalah sebuah game RPG dimana gamer menjelajahi berbagai tempat, menikmati cerita, dan tidak lupa memperkuat karakternya agar bisa melawan musuh yang lebih kuat. FF7R tampil lebih berani dengan kualitas grafik yang sangat bagus, bahkan nyaris tidak bisa dibedakan antara gameplay dengan cutscene. Hal ini jelas akan menambah kesan immersive (serasa masuk ke dalam dunia game) untuk para gamer.
Jika combat dalam FF7 Original menggunakan turn-based a.k.a “tarung kok harus nunggu giliran XD” yang disebut ATB (Active Turn Battle), FF7R mengembangkan ATB dengan unsur action sehingga pemain dapat mengendalikan langsung karakter favorit mereka dalam lingkungan yang luas, ATB pada FF7R digunakan untuk mengeluarkan ability / materia yang dimiliki tiap karakter. Hal ini menjadikan combat di FF7R tampil cepat dan reaktif. Tapi ini semua harus dibayar mahal dengan ANGLE KAMERA yang buruk (karena harus mengendalikan 3 karakter dengan sudut pandang tersendiri) dan AI yang cenderung “bengong” jika tidak dikendalikan langsung oleh gamer.
Selain menaikkan lv, gamer dapat memperkuat karakter yang ada dengan memakai materia yang akan memberikan kemampuan tambahan dan senjata yang bisa “diotak-atik” untuk memberi berbagai status tambahan.
Story
Mengambil setting di kota Midgar yang dikuasai oleh korporat rakus SHINRA, perusahaan listrik yang berhasil menemukan sumber energi yang disebut sebagai “mako”. Midgar sendiri terbagi menjadi beberapa sektor yang dimana masing-masing sektor memiliki mako reactor untuk memenuhi kebutuhan energi para warganya, pembagian sektor ini membuat Midgar terlihat seperti sebuah Pizza.
Tapi dibalik itu semua SHINRA menyembunyikan fakta jika mako berasal dari “nyawa” planet yang disebut sebagai “lifestream”, hal ini membuat SHINRA secara tidak langsung mulai membunuh planet yang mereka tinggali. Disinilah muncul sebuah organisasi yang menentang SHINRA yaitu AVALANCHE.
Salah satu pemimpin AVALANCHE, Barret Wallace memiliki rencana untuk menyuarakan aspirasi mereka dengan cara yang sangat tidak manusiawi yaitu meledakkan salah satu Mako Reactor, dan disini gamer akan mencoba mewujudkan mimpi Barret dengan mengendalikan Cloud Strife, mantan SOLDIER (tentara elit SHINRA) yang sekarang menjadi tentara bayaran dan disewa oleh Barret. Aksi mereka akan dibantu oleh Tifa Lockhart, teman masa kecil Cloud dan Aerith Gainsborough, gadis penjual bunga yang “tidak sengaja “ harus terlibat dengan SHINRA.
(“Pahlawan” di game ini)
Kesimpulannya, gamer akan berperan sebagai teroris di game ini, keren bukan XD ???
Tapi tenang saja, saya yakin kalian tidak akan menyadari jika AVALANCHE itu teroris setelah melihat wujud Cloud dkk yang tampil lebih ganteng / cantik ketimbang versi original (yang sebenarnya juga tidak kalah menarik) XD.
Cerita Midgar pada versi original dapat diselesaikan dalam 5-8 jam waktu bermain dan sukses untuk membangun fondasi awal cerita FF7, karena FF7R menfokuskan pada Midgar maka bersiaplah melihat bagaimana Square berhasil “memanjangkan” cerita Midgar menjadi 30-40 jam dengan berbagai detail, sub-plot, dan sidequest yang akan membuat gamer menyelami kehidupan rakyat Midgar “kelas bawah”. Bersiaplah untuk lebih akrab dengan anggota AVALANCHE lainnya dan melihat daerah bawah Midgar yang terlihat “kumuh”.
Meskipun cerita menjadi terkesan bertele-tele, itu semua mampu ditutupi dengan berbagai adegan Over The Top yang mampu memikat gamer dan (tentu saja) aksi Cloud, Barret, Aerith, dan Tifa yang mampu mengundang tawa sekaligus rasa iri (terutama pada Cloud yang terlalu “tidak PeKa” XD).
(Apes atau menang banyak nih Cloud XD ???)
Untuk gamer yang pernah memainkan versi original bersiaplah untuk BPPtM (Bengong, Pelanga-Pelongo, terus Marah) karena munculnya elemen cerita baru yang dijamin akan membuat kalian berteriak “KOK JADI KYA GINI SIH!!!”. Pemain baru sayangnya tidak akan terpengaruh oleh hal ini -_-. hal ini kelak akan menjadi tantangan Square dalam membuat part 2 dari game ini.
(ekpresi saya untuk ending game ini)
Kritik ”ngaco” dari saya untuk cerita di game ini :
- Square benar-benar bermain dengan “bola panas” dalam membuat ending di game ini.
- berbagai aksi Aerith yang membuat saya kesal sampai-sampai saya mengumpat “Untung kamu cantik!!!”
Wall Market
Bagi saya Wall Market di FF7R adalah perubahan terbesar, terbaik, sekaligus teraneh. Wall Market sendiri lebih tepat disebut sebagai “Las Vegas” yang kumuh + sempit. Di sini Cloud dan Aerith harus mencari cara untuk membebaskan Tifa yang “disekap” oleh Don Corneo, penguasa tempat ini.
Selain memiliki 2 versi musik yang unik, Wall Market di FF7R memiliki 3 NPC (Chocobo Sam, Madam M, Andrea) yang akan menawarkan cara untuk masuk ke mansion milik Don Corneo, dan anggap saja unpopular opinion dari saya cara yang mereka tawarkan itu sebenarnya adalah bentuk lain dari “human trafficking”.
Ditempat ini juga gamer akan diberi kesempatan untuk melakukan pijat ++ yang akan dilakukan oleh Madam M, harap kuatkan mental karena adegan ini akan terasa sangat “ngilu” XD.
(siap ngilu ???)
Hard Mode Tips
Menamatkan game ini akan membuka Chapter Selection sekaligus Hard Mode yang akan membuat permainan menjadi lebih susah. Alasan memainkan Hard Mode adalah untuk mencari tantangan tambahan yang akan memberi hadiah aksesoris terbaik di game ini sekaligus ebagai salah satu syarat untuk membuka platinum trophy untuk game ini. Berikut persiapan versi saya sebelum mencoba hard mode :
- pergi ke chapter 17 hard mode untuk menemukan battle simulator, selesaikan simulator ini untuk menaikkan lv karakter dan materia karena hard mode akan memberikan 2x EXP dan AP
- naikkan lv materia berikut sampai max : Heal, Barrier, Raise, Magnify, Elemental, dan HP / MP Plus
- lawan Bahamut di simulator untuk mendapatkan Summon Bahamut, Boss ini memiliki gimmick dimana dia akan mengeluarkan Mega Flare dengan 9999 Damage dalam 5 hitungan, gunakan spell Manawall untuk semua karakter (dari Barrier MAX materia) saat hitung mundur mencapai angka 2
- jika sudah menyelesaikan SEMUA simulator di Corneo Colosseum dan SHINRA HQ, “Three-Person Teams VS Top Secrets” akan terbuka di chapter 17 hard mode. Di simulator ini kalian akan melawan semua summon yang ada di game ini (termasuk Bahamut). selesaikan tantangan ini dan kalian akan mendapatkan aksesoris terbaik di game ini yaitu “Gotterdammerung” yang membuat limit break lebih cepat untuk digunakan.
Dengan modal lv 50 dan aksesoris “Gotterdammerung” hard mode akan menjadi sedikit mudah asalkan kalian masih ingat berbagai kelemahan boss yang ada. Tantangan sebenarnya akan muncul pada Boss The Arsenal di chapter 17 (karena pemain hanya mengendalikan Barret dan Aerith).
Tantangan besar untuk “Part 2”
Setelah melihat ending dari game ini saya hanya bisa berharap jangan sampai Part 2 game ini (yang entah akan keluar 2-5 tahun lagi) “merusak terlalu jauh” jalan cerita original dari game ini karena Square benar-benar bermain dengan “bola panas” dengan memberikan ending yang cukup WTF pada game ini.
Jangan sampai Part 2 nanti akan membuat gamer generasi lama mengeluarkan ekpresi seperti ini :
Dan jangan sampai kelak kru Square bernasib seperti bintang laut yang satu ini :
Conclusion
FF7R sukses menjadi standar untuk Remake Video Game di era ini meskipun baru menunjukkan sebagian kecil dari game aslinya !!!
Tapi dibalik itu semua, saya melihat FF7R sebagai “Surat Permintaan Maaf” dari Square untuk “kesalahan” mereka 23 tahun silam yang ditujukan para pemain generasi lama yang hatinya pernah hancur berkeping-keping, tapi “kesalahan” ini juga yang menjadikan FF7 begitui dicintai oleh gamer generasi lama. Jadi pertanyaannya
“Apakah anda sudah Move On ???”
(Yes or No ???)
My Score
90, So We’re the bad guy Now ???
=============================================
Pojok Iklan
Jual Beli APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Bandung
=============================================
bayangkan kalau Aerith nggak mati lalu Zack jadi gae di surga :'
ReplyDeletegae karena cinta segitiga antara Zack, Angeal dan Genesis udh cukup buat fujoshi klepek klepek
ReplyDelete