Just A review From me: [MOVIE] Pengepungan di Bukit Duri Review

Saturday, April 19, 2025

[MOVIE] Pengepungan di Bukit Duri Review

Before Prolog

 Orang lain menyebut film ini BABI tapi Sorry Yee buat saya sih (lihat my score) XD

*Ya, ini berarti saya akan menulis lagi kedepannya (mungkin)


sumber : imdb

Prolog

 

  Joko Anwar sering dianggap sebagai sosok “penyelamat” dunia perfilman Indonesia yang sampai saat ini masih didominasi oleh film-film horor. Film-film buatan Joko Anwar terbukti kualitasnya berada di atas standar dan mampu membuat penontonnya “berteori liar” karena teknik Storytelling yang digunakan sutradara ini tergolong menarik ngaco. Tapi rata-rata film buatannya (baca  yang saya tahu XD) ber-genre horror jadi secara tidak langsung Joko Anwar mengakui jika pasar film Indonesia memang masih didominasi oleh horor.



  Tahun ini melalui film “Pengepungan di Bukit Duri” Joko Anwar mencoba sedikit berbeda dengan menjadikan film ini sebagai Action Thriller dengan tema yang amat sangat sensitif bagi beberapa individu*, terutama bagi mereka yang mengetahui tentang sejarah “kelam” negara ini.

*syarat dan ketentuan (tetap) berlaku

 

  Meskipun menjadi film incaran saya untuk tahun ini, sayang sekali film “Pengepungan di Bukit Duri” memiliki banyak kekurangan fatal + kualitasnya menurun saat memasuki pertengahan sampai akhir film, tidak seperti film-film Joko Anwar sebelumnya yang kualitasnya mulai menurun ketika mencapai akhir film.

 

  Tapi overall tetap menarik untuk ditonton sih, tapi diharapkan para (calon) penonton memiliki bekal pengetahuan sejarah sebelum menonton film ini karena jika tidak maka dipastikan penonton akan mencap film ini sebagai film B A B I!!!

 

 

Jika Dibandingkan


sumber : wikipedia

 

  Awalnya saya mau memakai berbagai karya fiksi dari Jepang yang berhubungan dengan kenakalan remaja, tapi ngapain susah-susah kalau tingkah laku remaja di negara ini dunia nyata sudah tidak jauh beda dengan fiksi XD.

 

  Ingin dibandingkan dengan “Budi Pekerti” tapi pada dasarnya film ini bukan berfokus tentang profesi guru jadi ya sudah pada akhirnya saya memilih film jadul “House Of The Dead 2” karena kemiripan pada bagian akhir.  (saya baru kembali menulis jadi wajar jika pilihan ini tergolong sangat ngaco XD).

 

Melihat Dari Sisi Lain

 

  Saya pribadi hanya melihat satu trailer film ini dan memilih untuk menjauhi berbagai info agar bisa menikmati film ini sepenuhnya jadi sebenarnya tidak ada hal yang bisa saya tulis di sini XD.

 

 

 

  Tapi bohong, tepat setelah saya menonton film ini saya mengalami kejadian (konteks lengkap ada di facebook saya, tapi tenang saja karena ini bukan soal rasisme) yang entah mengapa membuat saya kembali memikirkan tema dari film ini dan sepertinya harus memikirkan untuk mempelajari bahasa asing.

 

  Kalau Koh Xi Jinping melihat ini pasti dia akan.

sumber : reddit

Overview


 *ini film Joko Anwar pertama (bagi saya) yang memiliki Disclaimer (film ini fiksi tidak ada hubungan dengan kejadian asli  blablabla) , mungkin karena tema yang diangkat cukup kontroversial

 

  Film dibuka dengan sebuah kejadian kerusuhan di tahun 2009 yang membuat Edwin harus kehilangan orang tuanya dan terpaksa melihat kakaknya di*pippp para demonstran. Oh ya Edwin sendiri adalah seorang Ti Ch Cin Bab minoritas yang berarti dirinya memang “layak” untuk mengalami hal ini (jika merujuk kepada sejarah asli).

 

  Lompat ke tahun 2027, Edwin kini bekerja sebagai guru pengganti di berbagai SMA di Jakarta, kali ini dia bertugas di SMA Bukit Duri yang (katanya) diisi oleh para anak-anak “buangan” (baca : bandel). Dengan status Edwin yang seorang minoritas tentunya mudah menebak bagaimana nasibnya bukan ??? tapi dibalik semua ini Edwin memiliki sebuah misi “rahasia”.

 

Puncaknya adalah ketika Edwin diincar oleh murid yang amat sangat membencinya ketika situasi sekolah sedang kosong, lebih parahnya lagi di luar sedang ada kerusuhan yang dianggap lebih buruk daripada tahun 2009. Bagaimanakah nasib Edwin ???

 

  Kenapa film ini memakai tahun 2009 bukannya tahun (2009 - 11) ??? kemungkinan besar untuk menghindari hal ini.


sumber : tuna voicemod


  Tema rasisme / diskriminasi digambarkan dengan sangat baik pada film ini apalagi digambarkan dari 2 sisi yang berbeda satu sama lain yang ironisnya malah akan membuat penonton menyadari jika “korban” sebenarnya adalah rakyat golongan menengah ke bawah. Film ini juga memiliki detil kecil (ada signal scrambler / jammer) yang membuat  teknologi internet menjadi tidak berguna XD.

 

  Bagi saya pribadi film ini bukan tentang minoritas / mayoritas melainkan tentang society, khususnya tentang mob mentality / justice yang untungnya dieksekusi dengan simpel yang membuat film ini mudah dimengerti. Oh ya, film ini (di bioskop tempat saya menonton) memakai closed caption subtitile yang membuat saya mendapatkan info tambahan dari berbagai dialog karakter sampingan yang berguna untuk worldbuilding (tapi bagi saya tetap terasa kurang sih XD).

 

Berikut adalah kritik Utama film ini bagi saya :

 

- tidak dijelaskan SUMBER UTAMA mengapa kerusuhan ini bisa terjadi (bahkan penyiar radio di adegan akhir setuju dengan opini saya XD), hal ini membuat “teror” sebenarnya dari film ini hanya bisa dirasakan oleh mereka yang mengetahui sejarah “asli”. Dari pengamatan saya kerusuhan ini terjadi karena konflik antar umat “beragama” tapi masa cuma gitu doang sih ???

 

- elemen school life tidak terlihat pada film ini padahal hal ini penting untuk melihat karakter para murid -_-

 

- jangkauan film ini mulai menyempit ketika memasuki pertengahan cerita (dari me VS Everybody menjadi me VS Remaja Labil -_- )

 

- memasuki pertengahan kualitas film ini mulai menurun dan terasa boring, jadi jangan heran jika ada “tumbal proyek” XD

 

- saya kira film ini tentang  “menjadi guru minoritas di jaman edan” eh ternyata…

 

 

Seperti biasa waktunya kritik “ngaco” XD :

 

- SMA Bukit Duri dianggap tempat anak-anak “buangan”, yakin tidak ada “jefri-jefri” lain di sekolah ini ???

 

- sekolah luas tapi guru cuma 2 doang nih ??? (klise klasik cerita bertema sekolah XD)

 

- Jika film “Budi Pekerti” meminta sosok guru harus memiliki mental yang kuat maka di film ini guru WAJIB memiliki mental + fisik yang kuat XD

 

- gay joke terasa aneh dan dipaksakan (padahal Joko Anwar tidak asing dengan hal ini XD)

 

- tumben tidak ada unsur “narkoba” di film ini, padahal unsur lain tentang kenakalan remaja hadir secara lengkap di film ini -_-

 

- wah ada aktor Sandy Pradana yang bulan kemarin berperan sebagai Awan di “Para Pencari Tuhan Jilid 18”, berarti fix tahun depan usaha PPT (Para Pelayan Tuan) miliknya bangkrut nih XD

 

- melihat pemeran “Ayah Rangga” saya langsung ketawa karena PTSD dengan Pengabdi Setan 2 XD

 

- jefri sepertinya punya healing factor karena mampu berjalan normal padahal kemarin terkena luka tusuk di bagian paha XD

 

- cuma mau bilang klise “lupakan semuanya” bukan pilihan yang buruk untuk film ini

 

- jefri nyebelin, TITIK!!!

 

Oh ya, di pertengahan film ada adegan yang membuat saya seperti ini

sumber : facebook

 

(hint : ganti “Mavuika” dengan “isilop” XD)

 

Characters

 

Edwin (Morgan Oey)

sumber : republika

 

  Seorang minoritas yang mengalami kejadian traumatis di tahun 2009 tapi memilih untuk tidak menjadi anggota #KaburAjaDulu. Saat ini Edwin menjadi guru pengganti di SMA Bukit Duri dan otomatis mengalami berbagai diskrimasi oleh muridnya sendiri. Puncaknya adalah ketika Edwin diincar Jefri yang kali ini berniat untuk MEMBUNUH Edwin ketika situasi sekolah sedang kosong.

 

  Di sisi lain Edwin memiliki misi rahasia yaitu menemukan anak “haram” kakaknya yang dia anggap berada di sekolah ini. Kakak Edwin sendiri sudah meninggal karena penyakit Pneumia akut. Bisakah anda menebak siapa keponakan Edwin di film ini (spoiler : gampang banget kok XD) ???

 

Val”diana” Rahardjo (Hana Malasan)

sumber : smjtimes

 

  Guru BK yang tampil begitu nerdy tapi memiliki benih-benih seorang feminazi XD. Terlihat begitu tertarik dengan Edwin sampai salah tingkah. Tingkah laku Karakter ini terlihat tidak cocok untuk film seperti ini XD.

  Tapi tenang saja ketika terjebak bersama Edwin dia mulai menunjukkan sifat wanita normal kok XD.

 

Kepala Sekolah (Landung Simatupang)


sumber : youtube

 

  Hanya muncul 2 adegan saja dan bagi saya terlihat sebagai sosok “guru banget” karena terlihat santuy namun tegas. Dia sendiri mengaku selama menjadi kepala sekolah dia tidak mau mengeluarkan murid dengan alasan apapun.

 

  Tapi sayangnya nanti dia malah mengeluarkan Jefri yang kelak akan menjadi teror di film ini -_-

 

Khristo (Endy Arfian)

sumber : girl beyond

 

  Murid yang diselamatkan Edwin ketika dihajar para minoritas, Khristo memiliki bakat menggambar yang membuat Edwin merasa jika dia adalah sosok yang dia cari selama ini (njir bisa gitu ya ???) namun sayangnya Edwin belum memiliki kesempatan untuk memastikan hal ini. Akting Khristo kembali mengingatkan saya  Pengabdi Setan 2 (aktornya sama coi!!) yang menjadi “pelawak di waktu yang salah” jadi silahkan nikmati akting karakter ini XD.

 

  Untungnya Khristo memiliki teman yaitu Rangga (Fatih Unru) yang kelakuannya benar-benar seperti “Gay tapi bukan Gay” tapi memiliki sosok ayah yang amat sangat perhatian tetapi diperankan oleh aktor yang “salah” XD.

 

 

Jefri (Omara N Esteghlal)

*Dari film Budi Pekerti saya sudah merasa jika aktor ini cocok menjadi seorang vvibu psikopat XD

sumber : cnn times

  Tipikal murid “bandel” yang memiliki kebencian luar biasa kepada kaum minoritas dan (sialnya) memiliki berbagai cara untuk melampiaskan kebenciannya yang (tentu saja) digambarkan cukup “brutal” pada film ini. Dia dikeluarkan dari sekolah karena terbukti menyerang Edwin memakai pisau (tapi malah menjadi senjata makan tuan XD). Hal ini yang membuat kebenciannya semakin menjadi-jadi dengan puncaknya adalah Jefri berniat untuk membunuh Edwin dengan bantuan para follower anggota geng miliknya + berbagai senjata tajam ketika kondisi sekolah sedang kosong. Jefri 1000000000% layak dibenci penonton karena karakternya memang dibuat seperti itu XD.

 

  Tapi dibalik itu semua saya melihat ada sifat “remaja labil” pada beberapa tindakan Jefri yang diperlihatkan melalui ekspresi mukanya yang terlihat “ketakutan”, mungkin dibalik ini semua ada sebuah “alasan yang disembunyikan” ???

 

Conclusion

 

  Melalui film ini Joko Anwar mencoba mengajak para MAYORITAS untuk kembali mengingat tentang sejarah di masa lalu sekaligus mengajak MINORITAS untuk mengingat kembali kejadian “traumatis” yang terjadi di masa lalu.

 

Jadi intinya apa ???

 

Yup, film ini amat sangat *pipp

 

 

My Score

70,

 

(We are not the same!!!)


============================================================

============================================================

============================================================

============================================================

============================================================

============================================================

============================================================


Bonus


  Jika 2 tahun nanti (atau malah lebih cepat -_- ) kejadian film ini akan terjadi di negara ini maka sepertinya dalangnya adalah…


 

 

No comments:

Post a Comment