Before Prolog
Seorang bintang laut pernah berkata :
“pemujaan yang berlebihan itu tidak baik”
Prolog
Meskipun ekonomi genre superhero saat ini sedang “tidak baik-baik saja” penonton tetap akan disuguhi film-film ini sampai waktu yang tidak ditentukan XD, untuk bulan ini ada sebuah film dari DC yaitu “Joker : Folie a Deux” yang merupakan sequel dari film Joker (2019) yang pada waktu itu berhasil menaikkan derajat DC sampai ke titik tertinggi karena sukses luar biasa (banjir penghargaan + tembus $1 milyar). Sayangnya, untuk mereka yang menyukai film ini pastinya setuju jika pada dasarnya film Joker TIDAK BUTUH SEQUEL karena akan amat sangat merusak berbagai elemen pada film ini.
5 tahun berlalu dan sekarang kita sebagai fans “dipaksa” untuk melihat kembali kelanjutan kisah Arthur Fleck, apalagi film ini memakai elemen musikal yang tentunya bukan asupan orang awam. Hasilnya yah bisa ditebak film “Joker : Folie a Deux” hancur sehancur-hancurnya dan menjadi lelucon untuk “kalangan” tertentu.
Padahal sih film ini sebenarnya memiliki elemen dan kualitas yang sama dengan film sebelumnya tapi harus “dinodai” dengan elemen musikal yang pada akhirnya malah menjadi “elemen penting tapi tidak penting -_-”. Karena saya pernah membahas beberapa film musikal pada blog ini (silahkan cari sendiri yah XD) tentunya saya memiliki sedikit “pembelaan” tentang film ini.
Tapi pada akhirnya film ini sukses membuat saya…
sumber : daily dot |
Jika Dibandingkan
sumber : imdb |
Karena bagi saya pribadi 2 film ini memiliki banyak kesamaan yaitu :
- sama-sama dibesarkan oleh film sebelumnya (Joker malah cuma butuh 1 film saja)
- sama-sama dibuat sequel padahal character development mereka sudah “sempurna”
- ujung-ujungnya malah sama-sama “dinista” oleh sutradaranya sendiri -_-
Melihat Dari Sisi Lain
sumber : modern mythologies |
Joker adalah karakter buatan Bill Finger, Bob Kane, dan Jerry Robinson yang memulai debutnya pada tahun 1940 sebagai musuh dari Batman, Superhero dengan kekuatan paling tidak adil yaitu U-A-N-G XD. Joker yang pada awalnya hanya seorang pelawak gagal yang “nyemplung” ke cairan kimia akhirnya malah menjadi musuh kebuyutan Batman sekaligus salah satu karakter villain terbaik yang pernah ada. Senjata terbesar Joker adalah “kegilaan” yang berhasil meneror kota Gothan sekaligus semesta DC (jika diizinkan writer XD). 80 tahun berlalu dan Joker masih menjadi musuh kebuyutan bagi Batman, hal ini membuktikan jika “kegilaan” bisa menjadi alat untuk menghasilkan cuan XD. Joker sendiri tentu saja mengalami banyak sekali evolusi dalam 80 tahun terakhir ini.
Selama ini tidak ada yang peduli tentang identitas asli dari Joker sampai sebuah storyline pada tahun 2020 “Batman : The Three Jokers” mulai membahas tentang hal ini. Inti dari storyline ini adalah Joker BUKANLAH seorang individu melainkan sebuah IDEOLOGI / SIMBOL, siapa saja bisa menjadi Joker !!! (tentu saja syarat dan ketentuan berlaku XD), bahkan di Video Game Arkham Knight seorang Batman memiliki potensi untuk menjadi penerus Joker.
sumber : wikipedia |
Jika melihat sepak terjang Joker di dunia entertainment terlihat sudah banyak sekali aktor yang memerankan tokoh ini dengan gaya dan gimmick mereka tersendiri. Hal ini secara tidak langsung membuktikan jika Joker itu adalah simbol bukan ??? (jawaban aslinya sih karena beda universe XD).
sumber : wikipedia |
Setelah menonton “Joker : Folie a Deux” saya harap anda lebih mengerti tentang konsep ini dan menyalahkan sutradara Todd Phillips XD.
Overview
2 tahun setelah kejadian “luar biasa” di film pertama, Arthur Fleck saat ini mendekam di Arkham State Hospital, penjara sekaligus (RSJ) Rumah Sakit Jiwa. Di tempat ini penonton akan kembali disuguhi “keluh kesah” kehidupan Arthur Fleck sebelum nantinya dia akan disidang karena telah membunuh 5 orang pada film sebelumnya (ada 1 korban lagi jika anda jeli XD). Proses sidang ini akan menjadi fokus pada film ini. Apakah Arthur Fleck layak untuk dihukum ??? apakah “Joker” akan kembali membuat ulah pada film ini ???
Dan jangan lupa film ini memiliki cukup banyak adegan musikal yang siap membuat penonton terkesima merasa bosan -_-.
Overall film ini masih memakai formula yang dengan film pertamanya yaitu 80% tentang hidup Arthur Fleck dan sisanya adalah sebuah “kejutan” yang kali ini tampil amat sangat menyedihkan (sangat berbeda dengan film sebelumnya -_-). Untungnya akting para karakter tetap tergolong memuaskan.
Berikut adalah berbagai kritik utama dari saya untuk film ini :
Pertama adalah ending yang sukses menghancurkan film ini dengan adegan yang amat sangat…
sumber : youtube |
Kedua adalah banyaknya adegan ngudud (baca : merokok) pada film ini yang sialnya harus saya terima dengan akal logis karena kali ini Arthur memiliki banyak akses untuk mendapatkan barang ini, tidak seperti film pertama dimana dia memiliki kesulitan finansial tapi masih rutin merokok -_-.
Ketiga adalah elemen musikal yang tampil “anda menyanyi ketika mandi / melamun -> suara anda jelek jadi banyak orang yang protes -> anda memasang sikap EGP (emang gue pikirin) -> plot twist anda sebenarnya tuli XD alias tampil amat random (dari segi transisi dan musik yang dipakai) dan apa adanya. Adegan musikal ini bisa saya bela karena menggambarkan kondisi jiwa Arthur yang begitu “rusak” tapi eksekusinya tergolong mengecewakan kecuali untuk bagian “Joker and Harley Show”.
Pada akhirnya elemen musikal pada film ini terlihat begitu..
sumber : reddit |
(bagi saya tetep jelek sih XD)
Seperti biasa waktunya “kritik ngaco” XD :
- 2 tahun berlalu dan kota Gotham masih tetap hancur sehancur-hancurnya lengkap dengan sampah dimana-dimana dan minimnya tindakan dari pemerintah kota Gotham (maklum calon walikotanya mati secara random sih XD)
- karakter Lee sangat mencurigakan tanpa ada penjelasan sekaligus penuh privilage.
- penyakit mental Arthur (kembali) diabaikan oleh masyarakat
- Todd Phillips pada akhirnya terlihat begitu jenius dan idiot pada waktu bersamaan untuk film ini (terutama dari segi mengecewakan fans -_-)
Characters
Arthur Fleck / Joker (Joaquin Phoenix)
sumber : screenrant |
Saat ini sedang menunggu sidang untuk 5 pembunuhan yang dia lakukan di film pertama. Kondisi mental Arthur kembali menjadi sorotan karena adegan musikal yang tampil begitu random meskipun pada akhirnya penonton tetap akan melihat sosok Arthur yang “disiksa” oleh masyarakat. Untungnya nanti Joker akan berkenalan dengan Lee yang akan membuat hidupnya menjadi lebih “berwarna” (warna gelap maksudnya XD).
Di sisi lain, masyarakat sekaligus penonton amat sangat mengharapkan kemunculan sosok “Joker” yang sukses menjadi simbol perlawanan bagi kota Gotham, tapi pertanyaannya apakah Arthur mau mewujudkan hal ini ???
Harleen “Lee” Quinzel (Lady Gaga)
sumber : collider |
Pasien Arkham yang terobsesi dengan Arthur Joker dan ingin sekali berkenalan lebih lanjut (baca : hubungan badan XD). Lee sendiri ternyata memiliki kisah hidup yang hampir sama dengan Arthur meskipun tidak terlalu dijelaskan -_-. Lee menjadi “harapan” sekaligus tujuan Arthur untuk tetap hidup meskipun pada akhirnya Lee memiliki agendanya tersendiri.
Pada akhirnya Lady Gaga gagal menjadi pengganti sosok Margot Robbie dalam memerankan karakter ini, tapi setidaknya dia berhasil memberikan sebuah twist dengan menjadi sosok yang tampil dominan alias Girl Power gitu loh XD
Jackie (Brendan Gleeson)
sumber : wiki |
Salah satu sipir Arkham yang digambarkan “baik” (terutama ketika dia memberikan Arthur rokok -_-) dalam mengurus Arthur meskipun kerap akan melakukan berbagai aksi bullying (verbal maupun fisik) jika diberi kesempatan (yah namanya juga isilop XD).
Maryanne Stewart (Catherine Keener)
sumber : collider |
Pengacara Arthur yang akan mencoba membela Arthur meskipun sudah tahu jika hal ini amat sulit untuk dilakukan. Senjata utama Maryanne adalah Arthur memiliki kepribadian ganda (Joker) karena berbagai trauma yang dia alami selama ini. Tapi karena nanti dia mencoba menjauhkan Arthur dari Lee yang dia anggap memberikan pengaruh buruk maka pada akhirnya dia akan “dipecat” oleh Arthur.
Harvey Dent (Harry Lawtey)
sumber : variety |
Jaksa penuntut yang tampil begitu “energik” demi menjatuhkan hukuman mati kepada Arthur. Aksinya di ruang sidang membuat saya kagum sekaligus khawatir karena bagaimana jika tiba-tiba sesuatu yang buruk menimpa dirinya (terutama wajahnya XD).
Gary Puddles (Leigh Gils)
sumber : CBR |
Rekan kerja Arthur yang tidak dibunuh Joker pada film pertama karena dia TIDAK pernah membully Arthur dan (tentu saja) penonton wajib untuk melindungi dirinya!!!. Kali ini Gary menjadi saksi penting dalam sidang kasus Arthur dan penonton bisa melihat jika Gary pasti akan membela Arthur meskipun dirinya mengalami trauma dan sulit untuk mendapatkan pekerjaan setelah kejadian di film pertama.
Tapi sayangnya ketika Gary memberikan testimoni Arthur sudah “berubah”…
Conclusion
Joker (2019) memberikan apa yang terjadi jika seseorang dengan gangguan mental “dilempar” ke masyarakat yang berakhir dengan sebuah akhir yang M A S T E R P I E C E.
Joker : Folie a Deux memberikan apa yang terjadi jika masyarakat yang mengidolakan sosok Joker malah dipaksa untuk melihat kembali kehidupan seorang Arhur Fleck yang M E H P I E C E.
Jadi sudah mengerti mengapa film ini begitu dibenci bukan ???
My Score
70, that’s life entertainment!!!
Temukan review lainnya di SINI
===============================================
===============================================
===============================================
===============================================
===============================================
Bonus
Ternyata ada sebuah adegan yang “disensor” secara halus oleh LSF Indonesia yaitu Arthur yang diperkosa (setelah sebelumnya dipukuli) oleh para sipir di kamar mandi setelah aksinya di ruang sidang. Sontak adegan ini menjadi lelucon dan alasan utama beberapa troll untuk menjelek-jelekkan film ini. Bagi saya sendiri adegan SETELAH kamar mandi malah menjadi alasan utama kehancuran sosok Joker pada film ini.
Tapi ujung-ujungnya hal ini malah mengingatkan saya kepada aksi Joker lain yang saya yakin 1000% lebih lucu daripada aksi Joker di film ini XD (minimal lebih baik daripada Jared Leto XD).
No comments:
Post a Comment