Just A review From me: [MOVIE] Dreadout Review

Thursday, January 3, 2019

[MOVIE] Dreadout Review




Prolog


  Mari awali tahun ini dengan sebuah film yang merupakan adaptasi dari sebuah Video Game terkenal (di masanya XD) yaitu "Dreadout" dimana Video game ini dibuat oleh negara "tercinta" kita semua yaitu Indonesia.




  Tapi tunggu dulu, bukankah film adaptasi Video Game umumnya berakhir GAGAL ??? apakah nasib sama akan menimpa Dreadout ??? dan yang terpenting apakah film ini bisa diselamatkan dengan memakai opini "Hargai karya anak bangsa" XD ???

  Setelah melihat ini saya hanya bisa berkata....

"Selamat Dreadout, kamu mewakili Indonesia untuk Movies based On Video Games yang GAGAL "

Sedikit Tentang "Dreadout"



  Dirilis pada 16 Mei tahun 2014, Digital Happiness selaku Developer "sukses" membuat sebuah game horor yang mampu dipuji oleh berbagai pihak luar dan meraih berbagai review positif di Steam. Game ini sendiri mendapat standalone game pada tahun 2016 dengan judul "Keeper Of The Dark" dan dikabarkan akan ada sequel terbaru yang akan dirilis pada tahun ini.

  Dreadout sendiri bercerita tentang sekumpulan murid SMA yang terjebak di sebuah kota hantu dan harus berurusan dengan berbagai makhluk gaib. Game ini sendiri memiliki 2 ending dimana hanya Linda yang selamat (tetapi mati di perjalanan) atau Linda selamat dan menjadi penerus dari "Lady In Red" (antagonis utama). Pada dasarnya cerita pada game ini kurang terlalu digali dan (sepertinya) terlihat sekali akan dibuat sequelnya (yang sayangnya sampai tahun ini belum memiliki kabar yang jelas -_- ).


(Linda dkk)

  Saya sendiri belum mencoba game ini dengan berbagai alasan yaitu :

  • tidak terlalu suka dengan game horor meskipun saya suka film horor (soalnya kebanyakan game horor memiliki gameplay yang sama)
  • menganggap game ini adalah "Fatal Frame KW" karena memakai kamera untuk melawan/mengusir para hantu
  • melihat respon netizen yang pada saat itu sangat overproud dengan game ini
  • drama "pembajakan" yang membuat game ini dijual secara bebas di pasar lokal (tentunya dengan harga yang lebih mahal -_- )
  • koneksi internet yang saya miliki pada tahun itu hanya 1mbps (mb, bukan MB)
  Jadi untuk menikmati game ini saya melakukan hal yang pastinya sangat mainstream yaitu "menontonnya di Youtube XD". Salah satu prestasi lain dari game ini adalah dimainkan oleh PewDiePie, si Raja Youtube.




Overview



*saya melewatkan post credit ke-2 sehingga menganggap film ini mengambil jalan cerita yang berbeda dengan versi game


  Bercerita tentang sekelompok anak SMA "kebelet viral" yang melakukan aksi live streaming di sebuah Rusun (rumah susun) tua yang sudah ditinggalkan selama bertahun-tahun karena dulu pernah terjadi sebuah penculikan dan pembunuhan. Di Rusun tua ini para anak SMA tersebut menemukan sebuah portal yang akan membawa mereka pada sebuah dunia gaib dimana berbagai makhluk gaib mengincar nyawa mereka. Dapatkah mereka semua selamat dari semua kejadian ini ???

  Hanya 3 unsur Video Game yang dibawa ke film ini yaitu karakter Linda (yang tidak "sebesar" versi game), menggunakan kamera smartphone untuk melawan para hantu, dan desain para monster/hantu. Sayang sekali film menghilangkan 2 karakter kunci yaitu Ira dan Bu Siska (hanya muncul pada satu adegan saja), padahal Bu Siska diperankan oleh Hannah Al Rashid yang seharusnya bisa memberi twist unik -_- (soalnya saya masih ingat aksi kecilnya di Buffalo Boys). Pada akhirnya film ini mencoba "bereksperimen" dengan menambahkan beberapa hal baru yang sayangnya tidak dijelaskan dengan baik sehingga bisa membuat plothole.

  Untuk karakter sayangnya tampil menyebalkan layaknya "Anak SMA jaman Now versi sinetron" yang pastinya dapat membuat penonton kesal dengan aksi-aksi mereka. Linda (Caitlin Halderman) sebagai karakter utama juga terlihat begitu "planga-plongo" dan Telmi (telat mikir) dalam setiap aksinya.

  Suka tidak suka film ini memiliki BANYAK sekali kalimat/kata dalam bahasa Sunda (lebih tepatnya "Sunda Kasar") yang awalnya saya benci (karena saya dibesarkan di lingkungan hipokrit) tetapi pada akhirnya saya anggap sebagai nilai plus untuk film ini (anggap saja sebagai stereotype warga Sunda untuk film-film Indonesia di masa depan XD) karena jaman sudah berubah (baca : terjadi penurunan makna pada kata-kata yang dulu dianggap "kasar"). Jadi siap-siap saja mendengar 2 kata ini (Anj*** dan Ain*) selama film ini berlangsung XD.

  Visual dan Special Effect pada film ini tergolong di atas rata-rata, terutama desain hantu meskipun beberapa hanya muncul sesaat (seperti Pocong dengan Celurit) dan properti set yang mencoba mirip dengan versi game, sayang sekali 2 hantu favorit saya (babi ngepet dan Scissor Phantom) tidak muncul pada film ini. Sinematografi juga tampil standar sehingga membuat beberapa adegan horor menjadi mudah ditebak dan pada akhirnya membuat film ini menjadi tidak menakutkan, tetapi ada beberapa adegan yang memakai sudut pandang orang pertama yang bagi saya terlihat menarik.

  "Melawan hantu dengan kamera Smartphone" menjadi fokus pada film ini, sayangnya hanya Linda yang mau melakukan hal ini (dan ditutup-tutupi dengan klise "hanya Linda yang bisa"), padahal pastinya semua karakter pada film ini memiliki smartphone. Otomatis hal ini membuat saya bengong sambil berpikir...


  Hal "ngaco" lain yang saya temukan adalah penggunaan portal dunia lain yang memakai kolam yang berarti pakaian para karakter akan "basah", tapi hebatnya pakaian mereka pada film ini tergolong "cepat kering" meskipun memakai portal berkali-kali -_- (mungkin ada tim laundry yang siap mengeringkan pakaian mereka dengan cepat XD).

  Overall film ini mencoba berbagai hal baru dari segi cerita (tetapi tidak diselesaikan dengan baik) dan memiliki Visual yang bagus, sayangnya tidak didukung dengan akting para karakter yang ada, belum lagi sinematografi yang membuat film ini menjadi tidak menakutkan.

  Film ini memiliki 2 post-credit scene, tapi saya hanya melihat satu saja karena sudah terlalu kecewa dengan film ini. 2 adegan itu adalah :

  • adegan humor yang memiliki pesan "Sing sabar ya Kang"
  • menurut "sedikit" info yang ada (karena rata-rata orang yang menonton di hari pertama itu pelit), adegan ini menjadi jembatan penghubung film ini dengan versi game dan menandakan jika film ini adalah Prequel dari versi game!!!

  Katakanlah film ini merupakan prequel dari versi game. Hal ini membuat saya terpaksa harus men-"cocoklogikan" Linda dengan Rebecca Chambers dari serial Resident Evil yang mengalami peribahasa...

"Keluar dari Mulut Buaya, Masuk Ke Mulut Singa"

Conclusion


  Adaptasi Video Game pertama dari Indonesia yang harus bernasib sama seperti film-film adaptasi Video Game lainnya. Visual dan desain hantu adalah 2 hal positif yang saya temukan pada film ini, sisanya sangat mengecewakan.

  Tapi film ini sendiri bisa diselamatkan dengan 2 cara sih, yaitu...

  • menggunakan opini khas "Hargai Karya Anak Bangsa"
  • menganggap film ini adalah prequel

  sayangnya saya sendiri tidak mau menggunakan 2 cara di atas sehingga...

My Score


40, Sim Kuring teu nyarankeun film ieu



===============================================

POJOK IKLAN

Butuh Pemadam Kebakaran atau Peralatan Safety lainnya untuk rumah / tempat kerja anda ???

 Hubungi Cipta Sarana Abadi  (cek web untuk info produk dll)

Telp  : (022)  753-6636
Fax  : (022)  8730-8445

(dapatkan discount khusus dengan me-mention blog ini XD)

===============================================

Bonus ( Si Kagura)


  Konon kabarnya film ini diramaikan aksi "sesaat" salah satu bintang lokal game terkenal "Mobile Legends" lho. Berikut adalah petunjuk yang bisa saya berikan karena saya sendiri tidak bermain "Mobalog" XD.


(Get it ???)

No comments:

Post a Comment