Prolog
Bagi
anda yang besar di tahun 80an mungkin sudah tidak asing dengan "era
film eksploitasi" dimana pada era ini dunia film Indonesia
didominasi oleh berbagai unsur yang saat ini bisa dibilang tabu
seperti darah, adegan sadis, seks, dll. Film-film seperti ini tumbuh
subur dikarenakan pada zaman tersebut badan sensor tidak seketat
zaman sekarang (bahkan nyaris tidak ada!!!), Masa "Orde Baru"
juga mendukung hal ini karena dianggap tidak mengkritik pemerintah.
Saya yang terlahir di tahun 90an menganggap beberapa film ini
berhasil membuat saya menjadi sosok yang penakut ketika masih kecil
-_- . Video dari Vice di bawah ini dapat memberi info lebih jauh
tentang film-film di masa tersebut.
Tapi
pada akhirnya era ini berakhir juga dan sepertinya dilupakan oleh
masyarakat zaman "now" (soalnya berhubungan sama Orba sih XD), tapi setidaknya era film
eksploitasi memberi kita beberapa nama aktor/aktris yang masih bisa
dikenang sampai hari ini, dan yang sekarang akan "dilahirkan"
kembali adalah Suzanna yang sampai sekarang masih dianggap sebagai
"Ratu Film Horor Indonesia" melalui film "Suzzanna :
Bernapas Dalam Kubur" (Perhatikan ada perbedaan penulisan pada
nama "Suzanna").
Awalnya
saya mengira film ini adalah remake
seperti yang pernah terjadi pada "Pengabdi Setan", tapi
ternyata film ini tergolong "original" meskipun tetap
memiliki beberapa unsur khas dari film era 80an. Hasilnya cukup
mengejutkan karena film ini menjadi film horor dengan jumlah
pendapatan terbesar sepanjang masa dan masih bertahan di bioskop
sampai saat ini (3 minggu untuk ukuran film lokal sudah tergolong
luar biasa), jadi bisa dibilang review
kali ini tergolong sangat telat XD.
Bagi
saya sendiri film ini benar-benar berhasil membawa penonton ke tahun
80an meskipun saya yakin beberapa unsur pada film ini kan sulit
diterima oleh masyarakat zaman "now".
Suzanna, Ratu Film Horor Indonesia
Memiliki
nama asli Suzzanna Martha Frederika van Osch atau lebih dikenal
dengan "Suzanna", beliau adalah artis yang terkenal dengan
perannya sebagai tokoh mistik (hantu, setan, penyihir, dll).
Penampilan, karakternya yang misterius, dan "keajaiban"
pratical effect
pada waktu itu berhasil membuat Suzanna menjadi ikon film horor pada
waktu itu.
Tapi
yang membuat Suzanna memorable
adalah tingkah laku di balik layar yang semakin memperkuat image
mistis
pada dirinya yaitu melakukan berbagai ritual khusus (makan melati,
bersemedi di ruangan khusus, dll) yang akhirnya membuat dirinya
mendapat gelar lain yaitu "Titisan Nyi Roro Kidul".
Mungkin ini terdengar "aneh" bisa saja semua hal yang
dilakukan Suzanna ini bertujuan sebagai marketing
stunt agar
dirinya bisa dikenang sampai hari ini (dan memang berhasil bukan
???).
Film-film
Suzanna biasanya memakai tema "balas dendam" dimana
karakter Suzanna mati secara mengenaskan lalu menjadi sosok hantu
yang siap menghantui mereka yang sudah membunuhnya, namun ternyata
Suzanna masih mampu memberikan unsur komedi dengan "mengganggu"
para rakyat kecil (biasanya pedagang), yang paling terkenal adalah
saat dia membeli "sate 100 tusuk" yang ada di film Sundel
Bolong
(1981). Ironisnya hal ini bagi saya saat ini malah membuat Suzanna
lebih cocok menyandang gelar sebagai ikon komedi-horor, bukan horor
murni.
Ngomong-ngomong,
kira-kira berapa kerugian (baik segi materi dan mental) yang diderita tukang
sate ini yah XD ???
(hantu
juga perlu nutrisi XD)
Overview
Pasangan
Suzzanna (Luna Maya) dan Satria (Herjunot Ali) sudah menikah selama 7
tahun tetapi belum dikaruniai anak (positive
thinking saja,
mungkin mereka jarang melakukan hubungan seks XD). Saat akhirnya
Suzzanna hamil sayangnya Satria harus dinas ke luar negeri. Malang
menimpa saat rumah Suzzanna disatroni perampok yang akhirnya membuat
Suzzanna meninggal. Tapi anehnya Suzzanna masih bisa beraktifitas
secara normal
keesokan harinya meskipun pada akhirnya Suzzanna menyadari jika dia
sudah tidak menjadi manusia lagi melainkan menjadi "Sundel
Bolong", mulai saat ini Suzzanna mulai merencanakan "balas
dendam" kepada mereka yang sudah membunuhnya.
Cerita
tampil standar dan "Suzanna banget" sehingga terpaksa saya
abaikan, berbagai karakter mewarnai film ini dengan tingkah laku yang
menarik namun sayang SEMUA karakter memiliki aksi/dialog humor yang
membuat film ini terlihat sebagai film komedi horor. Tapi sayangnya
tidak ada adegan "sate 100 tusuk" karena ada masalah dengan
hak cipta studio yang bersangkutan -_- .
Luna
Maya terlihat sangat berambisi untuk bisa semirip mungkin dengan
Suzanna sampai-sampai harus memakai make-up
khusus, hasilnya memang terlihat sangat mirip tetapi sayangnya hal
ini membuat kualitas aktingnya menjadi sedikit aneh karena minim
ekspresi dan suaranya di-dubbing
(mungkin
karena faktor make-up juga sih). Hal ini membuat saya melihat sosok
Luna Maya sebagai "boneka" (boneka cantik maksudnya XD).
Untungnya hal ini bisa ditutupi karena peran Suzzanna pada film ini
membuatnya terlihat sebagai wanita kaya yang cukup tertutup.
(sudah mirip belum ???)
Film
ini sukses memperkenalkan kembali unsur-unsur khas yang ada pada
tahun 80an, terutama dari segi religi (jadi bagi yang islamphobia
harap hati-hati yah XD) dan logika masyarakat pada waktu itu yang
bisa dianggap "primitif" untuk ukuran zaman "now".
Tapi ada sedikit "kejutan" pada ending
yang membuat film ini tampil cukup berbeda dengan film horor pada
tahun 80an.
Masuk
ke unsur horor, sayang sekali film ini AMAT SANGAT mengandalkan image
Suzanna
untuk menakut-nakuti penonton dengan sinematografi (teknik
pengambilan gambar) yang tampil ala kadarnya sehingga membuat film
ini kehilangan unsur horor dan semakin terlihat sebagai film komedi,
bahkan special
effect
tampil sangat palsu dan dipastikan tidak akan membuat anda ketakutan.
Satu
hal yang menggangu bagi saya adalah adanya berbagai foto Suzanna asli
pada film ini yang terlihat sangat "photoshop
banget"
sehingga membuat saya bingung sebenarnya film ini ingin
memperkenalkan Luna Maya sebagai Suzzanna "baru" atau
(kembali) mengingat mendiang Suzanna asli sih ???
Overall
film ini dibuat untuk sarana nostalgia bagi mereka yang pernah
merasakan era film eksploitasi dan menjadi media "penghormatan"
untuk mendiang Suzanna. Disarankan untuk menonton film ini tanpa
menggunakan pemikiran/logika zaman sekarang karena akan merusak
pengalaman anda saat menonton film ini
Conclusion
Film
ini dibuat Dari,Oleh, dan Untuk mereka yang ingin merasakan kembali
sensasi menonton film tahun 80an, generasi sekarang mungkin akan
sedikit kesulitan dalam mencerna film ini meskipun film ini bisa
menjadi media untuk memperkenalkan kembali sosok "Ratu Film
Horor Indonesia". Film ini akan terlihat "Wah" bagi
generasi lama dan "aneh" untuk generasi saat ini. Saya
sendiri awalnya memberikan nilai 65++ untuk film ini karena unsur
"nostalgia", tetapi akhirnya saya tambah karena ending
yang (sebenarnya) mencoba merusak salah satu unsur khas pada film
tahun 80an.
My Score
75++
, Kembalinya Ikon Horor Indonesia
Temukan review lainnya di SINI
===============================================
POJOK IKLAN
Butuh Pemadam Kebakaran atau Peralatan Safety lainnya untuk rumah / tempat kerja anda ???
Hubungi Cipta Sarana Abadi (cek web untuk info produk dll)
Telp : (022) 753-6636
FAx : (022) 8730-8445
Hubungi Cipta Sarana Abadi (cek web untuk info produk dll)
Telp : (022) 753-6636
FAx : (022) 8730-8445
(dapatkan discount khusus dengan me-mention blog ini XD)
===============================================
Bonus
Ada
adegan dimana Suzzanna membaca novel "sundel bolong" dan
menonton layar tancep film "sundel bolong" yang diperankan
oleh Suzanna asli.
Suzzanna
membaca Suzanna asli
Suzzanna
menonton Suzanna asli
jadi
intinya.....
(SuzannaCeption
XD)
telaga angker yg dilayar tancep itu
ReplyDelete