Prolog
"Gua
mau Sineas Indonesia bikin film untuk anak-anak!!!"
"Generasi
sekarang "amburadul" karena tidak ada film yang menjadi
panutan!!!"
"mending
main "tok-tok" daripada nonton film buatan indonesia
(lho!!!)
Beberapa
kalimat di atas (mungkin) sudah menjadi asupan harian bagi anda yang berada di
dunia maya, tapi kalimat di atas memiliki satu persamaan yaitu
"Indonesia butuh film untuk anak-anak" karena meskipun
dunia perfilman indonesia mulai bangkit tetapi masih didominasi oleh
genre
horor, komedi dan romance.
Film untuk anak-anak masih terbilang sangat jarang untuk jaman Now
yang konon generasinya merasa sudah sangat dewasa XD.
Selain
"Koki-Koki cilik" ternyata masih ada film anak-anak pada
bulan ini yaitu "kulari ke Mall" (judul sengaja saya
samarkan biar anda bingung XD) yang kurang menarik perhatian saya
karena berpikir jika film tersebut hanya akan sekedar "promosi
tempat wisata" saja. Saya memilih "Koki-Koki cilik"
karena memiliki tema yang tergolong sangat jarang jarang di dunia
perfilman Indonesia yaitu tentang masakan/kuliner (bahkan bisa
dibilang film ini adalah pelopor untuk tema masakan). Menggabungkan
dunia anak-anak dengan dunia kuliner seharusnya bisa menjadi senjata
kuat film ini untuk mencuri banyak perhatian.
Tapi
bagi saya pribadi, TUJUAN utama film tentang masakan adalah untuk
membuat penonton LAPAR (standar saya memang aneh XD), bukan menghibur
penonton dengan kualitas akting dan cerita yang ditampilkan. Karena
alasan inilah sampai sekarang saya tidak bisa mengapresiasi penuh
film "Chef"
(2014) yang memiliki tema + jalan cerita yang seru karena selalu
lapar dan "ngidam" cuban
sandwiches
setiap kali saya menonton film tersebut.
(aduh
jadi laper...)
Bisakah
"Koki-Koki cilik" membuat saya kelaparan ???
Story
Bima
adalah seorang anak yang berkeinginan mengikuti "Cooking Camp",
sebuah acara kemping memasak yang sangat bergengsi dan mahal. Dengan
melakukan berbagai hal akhirnya Bima mampu mengikuti "Cooking
Camp" dan akhirnya berkesempatan mempelajari dunia kuliner
sekaligus mengikuti kontes memasak tahunan di "Cooking Camp",
berhasilkah Bima menghadapi semua hal tersebut ???
Karena
film ini untuk anak-anak jadi berbagai karakter yang ada di film ini
terlihat sangat stereotype
(ada tukang bully,
sok "Shantique", lebay, bersikap dingin, perfeksionis,
dll), tapi kebanyakan dari karakter anak-anak hanya berfungsi dari
segi komedi saja sih -_-. Cukup disayangkan beberapa pemeran dewasa
kurang bisa tampil maksimal para beberapa adegan (mungkin karena film ini ditujukan untuk anak-anak XD).
Untuk
kuliner/masakan saya acungi satu jempol karena mampu tampil menarik
dan natural
(baca : tidak ada elemen hiperbola) meskipun proses pembuatannya
terkesan instant
(baca
: tidak ada penjelasan teknik memasak,bahan yang digunakan, dll),
padahal hal-hal tersebut saya nilai cukup penting karena bisa
"mengajak" penonton untuk membuat masakan yang serupa.
Kritik terakhir dari segi masakan adalah MINIMNYA masakan yang
berasal dari Indonesia karena didominasi oleh masakan dari luar
negeri.
Tapi
bakal terkesan aneh juga kalau "rendang" muncul dalam film
seperti ini sih XD
Menjelang
pertengahan film saya mulai sedikit bingung dengan esensi "Cooking
Camp" yang ada pada film ini, apakah "Cooking Camp"
sebuah acara belajar memasak KHUSUS untuk anak-anak atau sebuah
kontes memasak yang hanya bisa diikuti individu tertentu ???, karena
percaya atau tidak biaya masuk untuk "Cooking Camp"adalah 12,5 juta Rupiah untuk 1 anak!!!
Alhasil
film ini berhasil membuat saya lapar sekaligus bengong.
Characters
Bima (Farras Fatik)
anak
"misqueen" (baca : miskin XD) yang baik hati, ramah, dan
RAJIN MENABUNG yang bercita-cita ingin mengikuti "Cooking Camp"
karena dia ingin menjadi seorang chef.
Dengan bantuan beberapa pihak akhirnya Bima bisa mengikuti Cooking
Camp dan bersiap-siap untuk mempelajari dunia kuliner sekaligus
mengikuti kontes memasak tahunan, tapi jangan lupa karena ada banyak
anak-anak berbakat masak lainnya dalam "Cooking Camp". Tapi
tenang saja karena Bima dipersenjatai "buku resep jadoel"
yang berisi resep-resep lokal yang (ironisnya) terlihat seperti
masakan "kampungan" bagi para peserta "Cooking Camp"
lainnya XD.
Audrey (Chloe X)
perempuan
berbakat yang sudah menjuarai Cooking Camp 3 kali berturut-turut,
karakter Audrey sendiri mudah ditebak yaitu penyendiri, dingin, dan
perfeksionis. Tapi siapa sangka di balik itu semua Audrey memiliki
sebuah "rahasia" yang dia sembunyikan dari orang lain!!!
Rama (Morgan Fey)
cleaning
staff
"Cooking Camp" yang ternyata memiliki bakat memasak
sekaligus memiliki masa lalu yang tragis (tapi kurang digali sih XD),
Bima akan membutuhkan bantuannya untuk memenangkan kontes di "Cooking
Camp".
Chef Grant (Ringgo Agus Rahman)
Kepala
sekolah sekaligus instruktur utama di "Cooking Camp" yang
akan menghibur penonton dengan aksinya yang "cukup" lucu,
tapi bukan berarti dia tidak bisa bersikap sedikit "keras"
sih XD.
Pak Malik (Adi Kurdi)
Pendiri
"Cooking Camp" yang bertindak sebagai juri pada film ini
sekaligus menjadi contoh "kapitalisme" di mata saya karena
dengan mahalnya biaya masuk "Cooking Camp" tidak berbanding
lurus dengan pelayanan yang disediakan XD.
===============================================
===============================================
===============================================
===============================================
===============================================
SPOILER ALERT!!!
Cooking Camp Itu Apa Sih ???
Cooking
Camp awalnya terlihat seperti kursus memasak khusus anak-anak yang
diadakan di pegunungan sehingga bisa menjadi ajang outbond,
awalnya cukup "ok" dengan adanya berbagai pelajaran memasak
(tapi minim penjelasan) tetapi semakin ke sini malah TERLALU fokus ke
kompetisi memasak tahunan yang HANYA bisa diikuti oleh beberapa
peserta (jadi terkesan peserta lainnya ditelantarkan XD).
Tapi
yang menjadi keanehan utama bagi saya adalah adanya angka ratusan
juta di bawah brosur Cooking Camp (tidak terlihat jelas) yang saya
anggap sebagai hadiah utama dari kontes memasak, tapi karena hanya
ada satu pemenang maka apa yang terjadi dengan sisa uang pendaftaran
yang ada (selain untuk staff dan peralatan memasak) ???
Kalau
biaya masuknya 1-2 juta sih saya tidak ada masalah, tapi ini 12,5
juta rupiah lho, apakah "Cooking Camp" hanyalah ajang untuk
para anak-anak sosialita belaka ???
===============================================
===============================================
===============================================
===============================================
===============================================
===============================================
Conclusion
Koki-koki
cilik tetap mampu menjadi tonton yang menghibur bagi anak-anak,
apalagi dari segi masakan XD meskipun tampil cukup minimalis dari
segi cerita,karakter, dan detail
masakan yang ada."Koki-koki cilik" berhasil membuktikan
bahwa film anak-anak masih "hidup" sampai saat ini.
dan yang terpenting film ini bisa membuat anda menjadi K-E-L-A-P-A-R-A-N XD
My Score
75,
mending masak sendiri di rumah XD
===============================================
POJOK
IKLAN
Butuh
Pemadam Kebakaran atau Peralatan Safety
lainnya untuk rumah / tempat kerja anda ??? Hubungi Cipta Sarana Abadi (022-87308445) (cek web untuk info produk dll)
(dapatkan
discount khusus dengan
me-mention blog ini
XD)
===============================================
Temukan Review lainnya di SINI
No comments:
Post a Comment