Just A review From me: [TV Series] Scream Queens Review

Wednesday, January 6, 2016

[TV Series] Scream Queens Review






*Seperti Biasa, Spoiler Alert!!!


Prolog

  Film horor memang selalu menarik untuk diikuti, meskipun kebanyakan diisi oleh jumpscare dari para pelaku (monster,pembunuh,dll) dan jeritan dari para tokohnya XD. Dan jika digabungkan dengan genre komedi, maka akan menjadi film yang sangat bagus sekali bagi saya.

  Bagi saya, Scream Queen adalah serial horor-komedi terbaik untuk tahun 2015, padahal pada tahun yang sama saya juga menunggu kemunculan 'Ash VS Evil Dead', tapi sayangnya rilis lebih lama dibandingkan Scream Queen.

  Awalnya saya jadikan Scream Queen sebagai sekedar tontonan iseng saja, tapi ternyata serial ini berhasil membuat saya mengikutinya sampai beres (total 13 episode), inti ceritanya yang sangat kental dengan unsur horor (tebak siapa pelakunya), akting tiap tokoh, dan humornya yang up-to-date membuat serial ini patut ditonton untuk para pecinta genre horor

Story

  Terjadi sebuah pembunuhan berantai di Kappa Kappa Tau Sorority (sejenis asrama/perkumpulan khusus wanita) Wallace University, hal ini membuat para penghuni Kappa harus mencari tahu siapa identitas pembunuh yang sebenarnya jka tidak ingin Sorority mereka ditutup.

  Dan ternyata, pembunuhan ini memiliki banyak hubungan dengan sejarah gelap Kappa House 20 tahun yang lalu tentang seorang wanita anggota Kappa yang mati setelah melahirkan anak ilegal.

  Ceritanya mungkin simpel, tapi unsur menebak siapa pelakunya adalah hal terbaik dari serial ini, karena percaya g percaya, semua karakter di serial ini memang memiliki alasan/motif untuk menjadi seorang pembunuh.

  Dan konon, para pemainnya sendiri tidak mengetahui siapa pembunuhnya sampai syuting Episode terakhir, maka tidak heran kalau akting mereka semua sangat mencurigakan sekaligus innocent.


The Red Devil Killer


  Ini dia tokoh antagonis utama dalam serial ini, awalnya hanya membunuh anggota Kappa saja, sampai akhirnya korbannya meluas menjadi orang-orang di sekitar Kappa. Sebagai penjahat utama, dia diberkahi kemampuan-kemampuan khusus khas film horor yang membuatnya seakan-akan bukan manusia (padahal dia memang cuma manusia biasa), kemampuan-kemampuannya antara lain :

  • bisa muncul secara tiba-tiba
  • bisa kabur secara tiba-tiba saat terdesak XD
  • sulit dibunuh

  *biar menarik, pada penjelasan karakter di bawah nanti akan saya berikan sedikit alasan mengapa karakter tersebut bisa dicurigai sebagai Red Devil Killer, bisakan kalian menebak siapa identitas dari Red Devil Killer ?????

         

The Chanels


  Mereka adalah penghuni dari Kappa Kappa Tau, mereka semua adalah gadis-gadis super kaya yang sangat selektif tentang pemilihan anggota baru untuk Kappa, dipimpin oleh Chanel Oberlin yang dijuluki sebagai Chanel#1, sisanya disebut Chanel #2,#3,dst.


Chanel Oberlin (Emma Robert)


*Sedikit intermezzo, pernahkah kalian menonton film atau sinetron dimana ada tokoh perempuan kaya yang tingkah lakunya (baca : kualitas aktingnya) sangat "Enggak Banget!!!" alias g cocok ama tokoh yang diperankannya, dan akhirnya malah dicap sebagai tokoh yang norak.

  Nah kira-kira begitulah Chanel, hanya bedanya Emma Robert memerankannya dengan sangat sempurna sampai sulit membenci karakter yang satu ini XD . Dua jempol saya berikan untuk Emma Robert (y) (y) .

  Berperan sebagai tokoh utama di serial ini, dia adalah pemimpin Kappa dan menganggap chanel lain adalah anak buahnya (minion), tingkah laku Chanel (terutama monolognya) yang sangat 'Gue Banget' benar-benar membuat saya tertawa sekaligus terheran-heran.

  Bagi dia , Kappa House adalah rumah,keluarga, sekaligus jembatan karirnya , maka dari itu tidak heran dia sangat kesal saat Dean Munch membuat aturan bahwa tahun ini Kappa House boleh merekrut anggota baru secara bebas, bukan dari kalangan elit seperti para Chanel.

Alasan menjadi Red Devil

  • dia menginginkan kesempurnaan untuk Kappa House
  • melihat tingkah lakunya, terkadang dia memang memperlihatkan tanda-tanda seorang psikopat
  • dia sudah membunuh seseorang dengan cara mencelupkan mukanya ke minyak panas


Sonya (Ariana Grande)


  Dikenal sebagai Chanel#2, diperankan oleh penyanyi terkenal tidak lantas menjadikannya karakter abadi karena dia hanya muncul sebanyak 4 episode saja.

sifatnya g kalah beda ama Chanel#1

  Dia menjadi korban pertama dari Red Devil, kematiannya akan membuat kalian bertanya-tanya "apakah sosial media benar-benar bisa menyelamatkan nyawa seseorang ???".

  Lalu dia muncul sekali lagi sebagai malaikat pelindung bagi Chanel yang kabarnya akan dibunuh oleh teman dekatnya, tapi sebelum itu dia akan menjelaskan betapa anehnya 'Neraka'


Alasan menjadi Red Devil

  • G ada, dia kan udah mati XD


Sadie Swenson (Billie Lourd)


  Dikenal sebagai Chanel#3, berbeda dengan Chanel lainnya, dia sangat dingin dan sering kali mengeluarkan opini yang sangat sarkasme. Tapi karena sifat dinginnya juga dia terlihat seperti orang bodoh (apalagi saat dia bertemu seseorang yang dia anggap sebagai hantu).

  Dibalik sifatnya,ternyata dia menyimpan rahasia yang sangat gelap

Alasan menjadi Red Devil

  • menurut Tes DNA versi dia , dia adalah anak dari Charles Manson (seorang  pembunuh berantai asli), dan dia masih berhubungan dengan ayahnya via surat
  • dia pendukung pelangi alias lesbian
  • dia sendiri merasa bahwa dia memiliki kepribadian ganda


Libby Putney (Abigail Breslin)



  Sebagai Chanel#5, tingkah lakunya sangat menyebalkan, ingat tulisan saya tentang perempuan kaya yang tingkah lakunya (baca : kualitas aktingnya) sangat "Enggak Banget!!!", nah itulah Chanel#5


Alasan menjadi Red Devil

  • dalam film horor, karakter yang nyebelin itu patut dicurigai XD


The Pledges


  Mereka semua adalah anggota baru untuk Kappa House, karena untuk tahun ini Kappa House menerima anggota baru dari semua golongan, di sini saya akan menjelaskan beberapa pledges yang penting saja.


Grace Gardner (Skyler Samuels)


  Setiap film horor butuh karakter sok suci yang berkeinginan untuk membongkar identitas pelaku sebenarnya, nah itulah peran Grace Gardner. Peran dia sudah jelas, mencari identitas Red Devil , ternyata dia ingin sekali masuk Kappa House karena Ibunya yang sudah meninggal adalah seorang anggota Kappa. Grace seringkali membawa alur cerita Scream Queen yang gila menjadi normal.


Alasan menjadi Red Devil

  • Dia menginginkan revolusi untuk Kappa House
  • konon, Ibunya adalah wanita yang mati di Kappa House 20 tahun yang lalu

Zayday William (Keke Palmer)


  Teman baik Grace, dia juga menginginkan revolusi bagi kappa house, bahkan dia sempat menjadi ketua baru dari Kappa House berdasarkan hasil voting (meskipun harus berbagi peran dengan Chanel #1 )

Alasan menjadi Red Devil

  • dia menyimpan Chainsaw di kolong kasurnya

Hester Ulrich (Lea Michele)

 


*yang tahu atau pernah nonton Glee pasti kenal ama dia

  Seorang gadis lugu yang memiliki scoliosis yang membuat dia harus memakai neck braces (penyangga leher), sangat memuja-muja para chanel dan ingin sekali menjadi salah satu dari mereka. Bahkan, nantinya impian dia terwujud dan dia akan mengalami transformasi layaknya seorang itik buruk rupa menjadi angsa yang........ gitu deh.


(efek masuk Kappa House XD )

Alasan menjadi Red Devil

  • dia seorang Necrophile (pecinta mayat)
  • dia menyukai Chad yang notabene pacarnya Chanel




Other Characters

Dean Munch (Jamie Lee Curtis)


*intermezzo, Jamie Lee Curtis adalah seorang legenda dalam film horor (khususnya dalam film 'Halloween') dan dia dijuluki Scream Queen pada masanya.

  Dekan dari Wallace University yang sangat hati-hati dalam mengatur informasi yang tersebar dalam lingkungan kampusnya, sayang sekali dia hidup di jaman media sosial dimana berita sangat mudah 'bocor' sehingga membuat dia harus melakukan berbagai tindakan untuk menjaga nama baik Wallace University, salah satunya adalah dengan membuat anggota baru Kappa House bebas dari semua kalangan.

  Akting Jamie Lee Curtis mengungguli Emma Robert dalam beberapa hal, di sini dia benar-benar menjadi tokoh yang ditakuti sekaligus menjadi panutan untuk para wanita karena sangat menjunjung tinggi persamaan gender.

Alasan menjadi Red Devil

  • penasaran kenapa kejadian 20 tahun lalu di Kappa House tidak tersebar di publik ?? dialah yang menyembunyikannya/menutup-nutupinya
  • suaminya memiliki affair dengan salah satu muridnya, dan Dean Munch sangat dendam kepada 2 orang ini
  • bagi Chanel#6, dia itu mirip Rasputin karena dia susah mati alias immortal XD


Chad Radwell (Glen Powell)


  Ketuanya dari Dickie Dollar (Kappa House untuk para lelaki), dia sendiri mengaku sudah meniduri lebih dari 100 wanita.

  Simpelnya dia adalah Chanel Oberlin versi pria, hanya sayang saja peran dia di sini cukup minim. 2 hal yang menurut saya keren dari Chad :

  • dia pernah menantang langsung Red Devil (tentunya bersama anggota Dickie Dollar)
  • Chanel pernah memergokinya berduaan di kamar dengan seekor kambing, dan alasan yang dia berikan sangat 'genius'

Alasan menjadi Red Devil

  • G ada, ajaib sekali klo dia adalah pembunuhnya XD

Denise Hemphill (Niecy Nash)


*entah kenapa nasib dan tingkah lakunya mengingatkan saya terhadap satpam legendaris dari Indonesia yaitu Muklis dari Abdel dan Temon XD


  Satpam yang (seharusnya) bertugas menjaga Kappa House, tapi dia sendiri tidak becus dalam melakukan tugasnya. Herannya, karir dia di film ini tergolong cuan/hoki sekali karena nantinya dia akan naik jabatan dengan cara yang sangat hoki.


Wes Gardner (Oliver Hudson)


  Ayah dari Grace yang sangat over-protektif, saking over-protektifnya dia bahkan sengaja mengambil pekerjaan sebagai dosen di Wallace University hanya agar bisa mengawasi putrinya.sifat over-protektifnya terjadi karena pada masa lalunya dia sering bermain-main dengan wanita


Alasan menjadi Red Devil

  • dia memiliki pengetahuan tentang film horor
  • dia adalah ayah dari bayi yang lahir 20 tahun yang lalu
  • bagi dia, kappa house adalah sumber dari semua masalah


Jadi, apakah kalian bisa menebak identitas sebenarnya dari Red Devil ?????



What Started Well, doesn't end well ??

  menonton serial tidak sama dengan menonton film layar lebar, perbedaan terbesar adalah waktu yang harus dihabiskan. Untuk film, kita hanya cukup meluangkan waktu 2-3 jam untuk bisa memahami ceritanya, sedangkan untuk serial bisa menghabiskan berpuluh-puluh jam (tergantung jumlah episodenya). Hal inilah yang membuat rating sebuah serial TV akan ditentukan dari bagus/tidaknya ending sebuah serial.

  Untuk serial TV yang pernah saya review ( Breaking Bad dan Jessica Jones ), terus terang saya sedikit kecewa dengan endingnya yang standar dan mudah ditebak.

  Karena itulah saya menahan diri sebelum menonton Episode akhir dari Scream Queen dan melihat dulu review-review dari sumber lain tentang ending dari serial ini, dan herannya kebanyakan menyebut bahwa ending serial ini sangat mengecewakan. Benarkah demikian ?????

  setelah saya melihat akhir dari serial ini, saya berpendapat lain dengan menyebut bahwa ending serial ini adalah salah satu ending terbaik bagi film horor. Alasannya adalah :

  • biasanya film horor akan berhenti begitu saja saat tokoh antagonis mati, jarang diperlihatkan nasib para tokoh setelah kejadian horor yang mereka alami, sedangkan di Scream Queen diceritakan nasib para tokoh setelah Red Devil Tertangkap
  • Identitas Red Devil yang sangat mengejutkan !!! (tebakan saya salah -_- )
  • Episode akhir akan menjelaskan motif dari Red Devil, dan disinilah saya bisa melihat betapa 'genius'-nya sang Red Devil
  • Nasib para Chanel, akan ada adegan Scream yang sayang sekali jika dilewatkan . Ditambah lagi nasib para Chanel yang sangat out-of-the box

  Saya sendiri puas dengan ending Scream Queen, mungkin yang merasa tidak suka dengan endingnya adalah orang yang sangat memuja-muja konsep 'keadilan'.

  Dan memang harus saya akui adegan terakhir dalam Scream Queen sangat tidak cocok, tapi apalah arti film horor tanpa adanya Twist.


Conclusion

Wajib ditonton untuk para fans film horor-komedi


My Score

90, Best Horror-Comedy 2015

dan sekarang saya penasaran bagaimana Ash VS Evil Dead akan bisa melawan Scream Queen XD.




Temukan review film/series lainnya di sini

No comments:

Post a Comment